Sabtu, 15 Juli 2023 13:05

Wapres Menilai Papua Contoh Model Harmoni Kebangsaan Indonesia

Penulis : Bubun Munawar
Wapres KH Ma'ruf Amin membuka Konferensi II Hari Pekabaran Injil (HPI) ke-168 Persekutuan Gereja-Gereja Papua (PGGP) se-Tanah Papua di Meridien Ballroom Hotel Aston Niu Manokwari, Jl. Drs. Esau Sesa, Kabupaten Manokwari, Papua Barat, Sabtu (15/07/2023).
Wapres KH Ma'ruf Amin membuka Konferensi II Hari Pekabaran Injil (HPI) ke-168 Persekutuan Gereja-Gereja Papua (PGGP) se-Tanah Papua di Meridien Ballroom Hotel Aston Niu Manokwari, Jl. Drs. Esau Sesa, Kabupaten Manokwari, Papua Barat, Sabtu (15/07/2023). [BPMI/Setwapres ]

Limawaktu.is, Manokwari -Sebagai negara yang multikultural, Indonesia tidak hanya memiliki keragaman secara umum. Dalam skala lebih kecil, setiap pulau di Indonesia memiliki keragaman masing-masing dalam satu wilayah, contohnya di Papua. Oleh karena itu, prinsip toleransi salah satunya 'Satu Tungku Tiga Batu' di Papua, menjadi praktik terbaik dalam menghargai perbedaan.

“Saya merasakan Papua menjadi contoh terbaik dari model harmoni kebangsaan Indonesia. Praktik dan nilai lokalitas, seperti “Satu Tungku Tiga Batu”, mampu menyatukan hati dan langkah dari agama, adat, dan pemerintah,” tutur Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin dalam acara Peresmian Pembukaan Konferensi II Hari Pekabaran Injil (HPI) ke-168 Persekutuan Gereja-Gereja Papua (PGGP) se-Tanah Papua di Meridien Ballroom Hotel Aston Niu Manokwari, Jl. Drs. Esau Sesa, Kabupaten Manokwari, Papua Barat, Sabtu (15/07/2023).

Wapres melanjutkan, khususnya saat ini dimana terdapat 4 provinsi. Keberagaman yang ada mendapat tantangan baru melalui perubahan yang terjadi. Dengan demikian, prinsip Satu Tungku Tiga Batu harus terus diimplementasikan untuk membangun kesejahteraan yang lebih baik lagi di Tanah Papua.

“Saat ini, Tanah Papua pun berada dalam suasana perubahan, di bawah payung Otonomi Khusus. Kehadiran 4 provinsi baru sejatinya menjadi penegas komitmen negara untuk membangun Rumah Besar Tanah Papua yang lebih sejahtera, adil, dan makmur,” imbuh Wapres.

Pada kesempatan yang sama, Wapres juga menegaskan bahwa para tokoh agama dan gereja memegang peran penting dalam menginternalisasi prinsip toleransi di masyarakat untuk pembangunan daerah.

“Ajaran “Kasih” telah memberikan warna tersendiri di tengah masyarakat Papua, sekaligus sebagai landasan yang kokoh bagi percepatan pembangunan Papua. Dengan prinsip “Kasih”, Gereja menjadi pelaku utama dalam menjalankan pelayanan sosial dasar, pendidikan, kesehatan, ekonomi, dan beragam aspek lainnya dalam pertumbuhan masyarakat,” papar Wapres.

“Para pendeta dan tokoh agama, khususnya, tidak hanya mengajarkan kesalehan individual, agar umat dekat dengan Tuhan, tetapi juga kesalehan sosial, agar rakyat Papua mendapatkan pelayanan sosial, termasuk pendidikan dan ekonomi. Kita menyaksikan berbagai sentra pendidikan yang dikelola lembaga-lembaga keagamaan telah melahirkan tokoh-tokoh Papua dan generasi-generasi Papua yang berkarya di berbagai sektor pembangunan,” tambahnya.

Wapres mengimbau, agar peran penting ini terus dijalankan secara konsisten. Sebab, mengawal pembangunan dan kemajuan masyarakat bukan hanya tugas serta tanggung jawab individu terhadap bangsa dan negara, namun juga merupakan bukti bakti kita kepada Tuhan Yang Maha Esa.

“Saya yakin, hal ini sejalan dengan pesan Ilahiah, “Apapun yang kamu lakukan, kerjakanlah  dengan sepenuh hati, seperti bekerja untuk Tuhan, bukan untuk tuan manusia,” ungkap Wapres.

 “Saya mengucapkan terima kasih kepada PGGP, pimpinan Sinode, dan para Gembala yang telah melayani tanpa pamrih demi kemajuan, kemanusiaan, dan kedamaian di Tanah Papua,” pungkasnya.

Turut hadir pada kesempatan tersebut Pj. Gubernur Papua Barat Paulus Waterpauw, Ketua Umum PGGP Papua Barat Pdt. Sherly Parinussa, Ketua Umum PGGP Papua Pdt. Hiskia Rollo, dan para perwakilan dari lembaga keagamaan di Provinsi Papua Barat.

 

Baca Lainnya