Kamis, 22 Mei 2025 20:59

Tangki Bawah Tanah jadi Solusi Banjir di Jalan Amir Machmud

Penulis : Bubun Munawar
Wakil Wali Kota Cimahi menyaksikan pengerukan drainase di Jalan Amir Machmud untuk antisipasi terjadinya genangan
Wakil Wali Kota Cimahi menyaksikan pengerukan drainase di Jalan Amir Machmud untuk antisipasi terjadinya genangan [Diskominfo Kota Cimahi]

Limawaktu.id, Kota Cimahi – Genangan yang selalu terjadi saat hujan deras yang melanda Kota Cimahi seringkali terjadi. Karenanya Pemerintah Kota Cimahi segera mengkaji pembuatan ground tank (tangka bawah tanah)  di ruas Jalan Jend. Amir Machmud Kota Cimahi.

“Untuk mengatasi genangan yang selalu terjadi di wilayah Cibabat  Jalan Amir Machmud, kami sedang melakukan kajian pembuatan tanki bawah tanah, sebagai bagian dari upaya penanganan Banjir di kawasan tersebut,” terang Wakil Wali Kota Cimahi, Adhitia Yudisthira, Kamis, 22 Mei 2025.

Analisa tersebut perlu dilakukan, karena Jalan Jend. Amir Mahmud berstatus jalan nasional sehingga tidak bisa begitu saja melakukan intervensi secara komprehensif. Salah satu upaya penanganan banjir di kawasan tersebut dengan memasang ground tank.

"Tangki bawah tanah itu bisa dipasang di sepanjang jalan yang sering terjadi genangan yang masuk ke arah pemukiman warga. Fungsinya untuk mengurangi genangan yang terjadi di jalan Amir Mahmud sehingga mengurangi potensi limpasan air ke pemukiman warga. Mudah-mudahan bisa dieksekusi dengan cepat," katanya.

Dia menjelaskan, Tak hanya membuat tanki bawah tanah, upaya lain yang bisa dilakukan Pemkot Cimahi yaitu normalisasi saluran air yang ada di jalan lingkungan sekitar.

"Nanti airnya bakal dialirkan ke Sungai Cimahi. Namun, saya cek ada beberapa saluran terhalang bangunan rumah agak sedikit mengganggu untuk dilakukan normalisasi saluran air," ungkapnya.

Adhitia menyebutkan, selain sampah, tingginya laju sedimentasi turut memicu muncul genangan.

"Bagaimana material sedimen yang ada di saluran drainase sepanjang jalan luar biasa. Normalnya drainase kedalaman mencapai 1-1,5 meter idealnya, yang tersisa tinggal 70 cm," sebutnya.

Menurut dia, sedimentasi yang menumpuk di saluran drainase terbawa arus air dari hulu. Material sedimen tidak mungkin tiba-tiba ada di saluran, tapi terbawa arus air dari wilayah hulu. Maka, penanganannya memerlukan koordinasi dengan daerah sekitar.

Dia melanjutkan, pihaknya mengaku butuh biaya besar untuk penyelesaian banjir Kota Cimahi. "Butuh Rp 40 miliar sekedar normalisasi, belum dengan pembangunan baru saluran air atau sungai sampai Rp 70 miliar-80 miliar kalau Cimahi ingin bebas banjir sepenuhnya.

Untuk Kota Cimahi hal yang cukup berat tapi tidak menjadi masalah, Walikota dan saya sudah menetapkan janji politik selama 5 tahun periode setidaknya 60 sampai 70% bisa tertangani dengan dibagi pengerjaan setiap tahun.

“Mudah-mudahan ada intervensi baik dari provinsi maupun dari pusat dalam menyelesaikan masalah banjir dan genangan di Kota Cimahi," pungkasnya.

Baca Lainnya