Rabu, 14 Juni 2023 19:00

Sumber Air Jabar Masih Aman Meski El Nino

Reporter : Iman Nurdin
Kepala Bidang Tanaman Pangan DTPH Provinsi Jawa Barat Yanti Hidayatun Zakiyah (kiri) dan Kepala Dinas Sumber Daya Air Jabar Dikky Ahmad Sidik (tengah) pada acara Jabar Punya Informasi (Japri) di Gedung Sate, Kota Bandung, Jawa Barat, Rabu (14/6/2023).
Kepala Bidang Tanaman Pangan DTPH Provinsi Jawa Barat Yanti Hidayatun Zakiyah (kiri) dan Kepala Dinas Sumber Daya Air Jabar Dikky Ahmad Sidik (tengah) pada acara Jabar Punya Informasi (Japri) di Gedung Sate, Kota Bandung, Jawa Barat, Rabu (14/6/2023). [iman]

Bandung, Limawaktu.id - Kepala Dinas Sumber Daya Air Jabar Dikky Ahmad Sidik mengatakan ketersediaan air di sejumlah bendungan besar di Jawa Barat sampai saat ini masih normal belum terpengaruh oleh kekeringan akibat El Nino. Ketersediaan air tersebut diperoleh dari beberapa bendungan dan waduk di Jabar masih sangat aman untuk memenuhi kebutuhan pertanian dan  air minum.

"Ketersediaan air pada bendungan yang terintegrasi dengan Sungai Citarum posisinya masih di atas normal alias aman," jelas Dikky pada acara Jabar Punya Informasi (Japri) pada Rabu (14/6/2023).

Dikky memaparkan, bendungan Jatiluhur seluas 230.000 hektare masih normal dalam mengoperasikan pergiliran air untuk keperluan irigasi sawah, belum ada perintah kegiatan bersifat khusus atau pengaturan ketat karena kekeringan.

Begitu pula, lanjut dia, antisipasi dampak El Nino sudah dilaksanakan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) sejak bulan Mei. Mereka sudah membuat program modifikasi cuaca atau hujan buatan, namun belum dilaksanakan hingga kini.

"Sudah ada rencana modifikasi cuaca sejak Mei, namun melihat kondisi normal dan masih ada hujan, saat ini belum dilakukan," ujar Dikky.

Sedangkan Waduk Jatigede, menurutnya juga masih normal dalam memasok kebutuhan air bagi kawasan sekitarnya seperti Sumedang, Cirebon bahkan hingga Indramayu yang terhubung dengan Sungai Cimanuk.

Bendungan yang baru dibangun juga saat ini sudah siap untuk memberikan pasokan air bagi lahan sawah di Jabar seperti Bendungan Kuningan, Sadawarna, dan Cipanas.

"Ada yang masih dalam proses penggenangan, kecuali Bendungan Kuningan sudah beroperasi untuk memasok wilayah Kabupaten Kuningan dan Brebes, Jawa Tengah," jelasnya.

Menurut Dikky, ketersediaan air saat ini masih sangat aman dengan catatan tidak ada perubahan jadwal tanam yang mendadak atau di luar kalender tanam yang disepakati.

"Jangan sampai Agustus masih memaksa tanam padi bukan palawija, jadi harus sesuai dengan jadwal tanam agar pengairan bisa normal terus," tegasnya.

Benih tanah kering 

Sementara itu Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (DPTH) Jabar Yanti Zakiah mengatakan, tahun ini luas lahan sawah di Jabar tercatat 928.218 ha di 27 kabupaten/kota.

Di awal tahun 2023 memang sempat terganggu oleh banjir sehingga menyebabkan lahan puso sekitar 30.000 ha . DTPH Jabar melakukan langkah cepat dan tepat dengan memberikan benih baru kepada petani terdampak untuk tanam ulang.

Selain benih, pola tanam juga menjadi perhatian. Ia mengimbau petani tidak memaksakan diri menanam padi jika air irigasi mulai berkurang, penanaman bisa diganti dengan umbi dan kacang-kacangan.

"Saat ini sudah memasuki musim tanam kedua, ketersediaan air masih normal di wilayah lumbung padi di Jabar," kata Yanti.

Yanti juga melakukan berbagai upaya antisipasi untuk mempertahankan produksi, salah satunya dengan menyediakan bantuan benih padi varietas tahan kering kepada petani. Dia menegaskan, benih tahan di musim kemarau ini terutama akan diberikan di wilayah lumbung padi nasional, di antaranya Indramayu, Karawang,  Cirebon, Bekasi, Majakengka ,dan Cianjur.

"Selain bantuan benih, upaya yang sudah dan sedang dilaksanakan di Jabar agar tidak berdampak pada produksi antara lain juga menyediakan air yang cukup untuk  target luas tanam tahun 2023 sekitar 1,8 juta hektare, dengan satu kali hingga ada yang bisa tiga kali tanam," kata Yanti.

Benih padi varietas tahan kering yang disediakan, di antaranya Impari, Impago, Cakrabuana, dan Situ Bagendit. Ada 448 varietas padi yang sudah diluncurkan Kementerian Pertanian yang dapat dijadikan pilihan petani.

Sampai Juni 2023, dari alokasi sebanyak 75.000 ha bantuan benih sudah disalurkan untuk 53.000 ha , belum lagi bantuan dari Pemerintah Pusat.

"Sisanya akan kita dorong untuk antisipasi El Nino," ujarnya.

Pemberian bantuan benih kepada petani juga dilakukan pada awal tahun 2023 terkait bencana banjir yang menyebabkan lahan puso seluas sekitar 30.000 ha . DTPH Jabar melakukan langkah cepat dan tepat dengan memberikan benih baru kepada petani terdampak untuk tanam ulang.

Yanti menuturkan pula, selain bantuan benih padi varietas tahan kering, pola tanam juga menjadi perhatian.

"Petani jangan memaksakan diri menanam padi jika air irigasi mulai berkurang, jadi bisa diganti dengan umbi dan kacang-kacangan," sebutnya.

Pada tahun ini luas lahan sawah di Jabar tercatat 928.218 ha di 27 kabupaten/kota. Dengan intensifikasi lahan, produksi beras Jabar berhasil mencapai posisi dua terbanyak secara nasional pada 2022.

"Tahun 2023 kami tetap optimistis bisa memproduksi beras terbanyak kedua nasional. Terbukti dengan Tanda Kehormatan Satyalancana Wira Karya dari Presiden kepada Gubernur Jabar di Padang beberapa hari lalu," ungkapnya.

 

Baca Lainnya