Limawaktu.id, Jakarta – Menteri Keuangan Sri Mulyani menerangkan bahwa ekonomi global saat ini dalam kondisi tidak baik. Hal ini ditandai dengan tingginya inflasi dan suku bunga di beberapa negara. Namun, ia bersyukur Indonesia justru dapat menjaga ekonomi tetap stabil di tengah gejolak Perekonomian Global yang terjadi.
Menurutnya, kondisi ini juga tak lepas dari topangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang berperan sebagai shock absorber dalam menjaga serta melindungi perekonomian dan rakyat. Untuk itu, dalam kesempatan tersebut, Sri Mulyani meminta para Pj. kepala daerah agar dapat mengelola dana APBN dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dengan benar.
"Ibarat naik mobil, kalau shock absorbernya bagus, rasanya jalan bolong saja kita masih bisa minum kopi tidak tumpah, ini shock absorbernya yang kerja keras," terang Sri Mulyani saat menjadi narasumber Rapat Koordinasi (Rakor) Penjabat (Pj.) Kepala Daerah di Gedung Sasana Bhakti Praja (SBP) Kemendagri, Jakarta, Senin (30/10/2023).
Dia membeberkan sejumlah upaya yang dilakukan dalam pengendalian inflasi. Pertama, melalui dukungan subsidi dan kompensasi untuk menjaga stabilitas harga dan daya beli masyarakat. Kedua, melalui penguatan ketahanan pangan dengan menjaga pasokan, distribusi, dan stabilisasi harga pangan. Ketiga, dengan meningkatkan koordinasi antara pusat dan daerah, serta melibatkan peran otoritas moneter seperti Tim Pengendalian Inflasi Pusat (TPIP) dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID). Keempat, dengan mendorong Bapanas dalam koordinasi kebijakan pangan melalui BUMN Pangan yakni Bulog dan ID Food.
Sementara itu, dalam kesempatan yang sama, Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi menyebutkan beberapa harga komoditas yang menjadi penyumbang tingginya angka inflasi.
"Komoditas dengan kontribusi inflasi terbesar adalah beras sebesar 0,55 persen (yoy), salah satu kunci terkendalinya inflasi nasional adalah dengan menjaga stabilitas stok dan harga pangan," ujar Arief.
Berdasarkan data, tingkat inflasi nasional bulan September 2023 sebesar 2,28 persen (year on year). Turun dari inflasi Agustus 3,27 persen (yoy).
Adapun Mentan Amran Sulaiman menawarkan sejumlah solusi untuk menekan laju inflasi. Hal itu di antaranya melalui program Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL), Bedah Kemiskinan Rakyat Sejahtera, Selamatkan Rawa Sejahterakan Petani, Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B), gerakan percepatan tanam, penyuluhan dan kewirausahaan, dan regulasi.
"Saran untuk kepala daerah, para gubernur dan bupati, saran untuk menekan inflasi itu kita berikan kalau ada anggaran kecil saja, berikan bibit kepada petani, bibit cabai terutama, kemudian bibit sayur dan bibit ayam. Itu murah," tandas Amran.