LIMAWAKTU.ID, BANDUNG – PT Dirgantara Indonesia (PTDI) resmi ditunjuk sebagai Spares Acquisition Center untuk pesawat Super Tucano milik TNI Angkatan Udara (TNI AU). Keputusan ini merupakan bagian dari kerja sama strategis antara PTDI dan perusahaan kedirgantaraan Brasil, Embraer, dalam rangka meningkatkan kesiapan operasional armada tempur tersebut.
Komitmen ini ditandai dengan penandatanganan Framework Agreement (FA) pada Januari 2025 oleh Direktur Niaga, Teknologi & Pengembangan PTDI, Moh Arif Faisal, dan Director Customer Support & Services Embraer, Marcio Rodolfo Moreira. Acara ini disaksikan oleh Kepala Pusat Alat Peralatan Pertahanan Baranahan Kementerian Pertahanan RI, Marsma TNI Yusran Lubis, serta Direktur Utama PTDI, Gita Amperiawan, di Kantor Kementerian Pertahanan RI, Jakarta Pusat.
Sebagai bagian dari kesepakatan ini, PTDI akan memenuhi kebutuhan komponen pesawat Super Tucano yang digunakan TNI AU dalam berbagai misi, termasuk operasi Counter-Insurgency (COIN), pengamanan perbatasan, dan serangan taktis. Selain itu, PTDI dan Embraer juga akan menjajaki pengembangan lebih lanjut dalam bidang pemeliharaan, perbaikan, serta modifikasi pesawat guna meningkatkan kemampuan industri dalam negeri.


Direktur Niaga, Teknologi & Pengembangan PTDI, Moh Arif Faisal, menegaskan bahwa kerja sama ini merupakan langkah strategis dalam memperkuat industri pertahanan nasional. “Dalam menghadapi ancaman asimetris dan kebutuhan akan pesawat yang mampu menjalankan berbagai operasi tempur, kesiapan operasional Super Tucano menjadi krusial. Melalui kerja sama ini, PTDI dan Embraer berkomitmen untuk memastikan armada Super Tucano TNI AU selalu dalam kondisi siap, sehingga mampu mendukung berbagai misi pertahanan negara secara efektif,” ujarnya.
Kolaborasi antara PTDI dan Embraer tidak hanya memperkuat kesiapan tempur TNI AU, tetapi juga membuka peluang transfer teknologi serta peningkatan kapabilitas industri dalam negeri. Dengan kerja sama ini, PTDI semakin mengukuhkan posisinya sebagai mitra strategis dalam mendukung kesiapan alat utama sistem senjata (alutsista) nasional, sekaligus berkontribusi pada penguatan ekosistem pertahanan Indonesia dalam jangka panjang.