Kota Bandung - Ketua Forum Aspirasi Pengusaha Jasa Pernikahan Kota Bandung, Aries Ismullah Ardiansyah mengatakan, sejak awal pandemi di Indonesia, pengusaha jasa pernikahan turut terdampak Covid-19.
"Kalau dari WO (Wedding Organizer) di Kota Bandung ada 200 lebih. Belum organisasi lain seperti katering. Jadi yang terdampak itu ada ribuan pengusaha dan ribuan pekerja. Itu bisa lebih banyak lagi karena satu pengusaha dekorasi saja, bisa ratusan pegawai," katanya.
"Jadi tadi kami beraudiensi dengan Pemkot Bandung, semoga ada kelonggaran. Kami mengajukan protap kesehatan yang nantinya dipakai di acara resepsi pernikahan, seperti katering dari mulai loading, pengolahan makanan, dan dari krunya menggunakan APD (Alat Perlindungan Diri)," katanya.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Budaya dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Bandung, Kenny Dewi Kaniasari mengungkapkan, saat ini pihaknya sedang mencari solusi dan inovasi dengan tetap menegakkan protokol kesehatan.
"Disbudpar juga sudah mengeluarkan beberapa protap tentang kesehatan di hotel, restoran, kemudian objek wisata. Mungkin ke depan untuk resepsi pernikahan juga. usaha pariwisata yang lain ada 13 macam, wacananya kita akan coba juga bioskop," katanya.
Kenny mengimbau para pelaku usaha tetap meminimalisir penyebaran Covid-19. Dibutuhkan kerja sama dari pengelola tempat usaha dengan menegakkan protokol kesehatan.
"Hal itu untuk menjamin keamanan pengunjungnya juga. Karena nanti ada standar untuk pariwisata namanya CHS (Clean, Health, and Safety). Itu menjadi tiga faktor utama yang akan diperhatikan untuk menjamin kenyamanan pengunjung atau wisatawan yang datang ke Kota Bandung," katanya.