Limawaktu.id - Memasuki hari ke-5 pasca banjir bandang, sejumlah warga Kampung Pajagalan RT 05/02 Desa Cipeundeuy, Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat (KBB) masih bertahan di tempat pengungsian. Pasalnya, rumah mereka yang sebelumnya diterjang banjir belum bisa ditempati lagi.
Mereka terpaksa mengungsi di bekas penyimpanan sapi yang sudah dibersihkan sejak Rabu (1/1/2020). Kini, para pengungsi mengeluhkan distribusi bantuan yang tidak merata. Terutama yang mereka butuhkan saat ini adalah peralatan mandi, sandal, dan selimut, sedangkan untuk bantuan makanan dan minuman dinilai cukup.
"Ngungsi di sini sudah dari hari pertama Tahun Baru sampe sekarang. Alhamdulilah untuk bantuan makanan banyak tapi bantuan seperti selimut handuk masih kurang," kata Empon (62), salah seorang pengungsi saat ditemui, Sabtu (4/1/2020).
Dia yang mengungsi bersama keluarga besarnya yang berjumlah 11 orang mengaku jika yang diperlukan saat ini adalah bantuan seperti selimut dan peralatan mandi. Sebab, jika malam hari tiba, hawa dingin kerap menyergap tempat mengungsinya.
Sedangkan perabotan dan perkakas seperti kasur dan selimut yang dimilikinya rusak karena tidak sempat diselamatkan pada saat banjir bandang yang mencapai sekitar 3 meter menerjang.
"Pernah minta bantuan selimut tapi cuma dapat satu dari posko bantuan, makanya dipake bergiliran. Sudah minta lagi tapi selalu kehabisan dan tidak kebagian," tuturnya.
Pengungsi lainnya Cucu (22) menyebutkan jika untuk bantuan makanan dan pakaian bekas sudah mencukupi. Tinggal barang-barang kebutuhan seperti sandal atau handuk. Sejak mengungsi karena rumahnya terendam banjir, dia dan keluarganya hanya memiliki satu handuk yang dipakai bergiliran. Begitupun dengan sandal jepit yang juga harus gantian karena tidak ada bantuan yang diterimanya.
"Kami butuh handuk untuk mandi dan sandal jepit, karena kalau mau kemana-mana tanpa alas kaki kotor dan kaki jadi sakit. Pernah beberapa kali minta mengajukan tapi alasannya selalu kehabisan. Semoga saja bantuan yang datang ke posko bisa diserahkan secara merata, jangan ada yang kebagian dan ada yang tidak," ujarnya.
Di Kampung Pajagalan, tercatat ada 77 Kepala Keluarga (KK) dengan 300 jiwa yang terdampak banjir bandang. Sebanyak 30 rumah tercatat mengalami kerusakan yang cukup parah.