Limawaktu.id - Sebanyak 126 pasien positif Corona Virus Disease (Covid-19) tercatat menjalani perawatan dan isolasi terpadu di Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Jawa Barat, Jalan Kolonel Masturi, Kota Cimahi.
Mereka yang menjalani perawatan dan isolasi sejak 9 April itu merupakan pasien Orang Tanpa Gejala (OTG) dari tenaga medis berbagai rumah sakit dan masyarakat umum.
Kepala BPSDM Jawa Barat, M Solihin mengatakan, dari 126 yang diisolasi sejak April lalu, sebanyak 61 orang sudah dipulangkan ke rumahnya masih-masih setelah dipastikan sehat dan negatif berdasarkan swab test.
"Total dari awal yang lokal di tower B dari Jawa barat dokter, perawat dan sebagainya sekitar 126. Yang sudah kembali sembuh 61, jadi yang tersisa sekitar 60-an lebih," terangnya saat ditemui, Selasa (5/5/2020).
Pasien OTG positif Covid-19 yang dirawat dan diisolasi di BPSDM termasuk yang berasal dari Kota Cimahi yang baru saja dievakuasi dari rumahnya masing-masing. Tercatat ada 11 orang lebih yang sudah dievakuasi untuk mendapatkan perawatan terpadu.
Selain pasien lokal, di BPSDM juga baru masuk 86 warga Jawa Barat yang baru dipulangkan dari Arab Saudi, Australia dan Thailand. Mereka merupakan pekerja migran dan mahasiswa.
Namun, status mereka belum dinyatakan positif atau negatif Covid-19 sebab masih menunggu hasil swab yang rencananya keluar dalam waktu dekat ini. "Kita tunggu hasil lab keseluruhan, sudah swab. Semuanya yang pulang dari Arab, Australia dan Thailand," terangnya.
Solihin menjelaskan, perawatan yang diterapkan oleh tim medis yang disiapkan BPSDM Jawa Barat tidak sama seperti di rumah sakit umum. Pihaknya hanya merawat pasien status OTG dengan pemberian makanan sesuai kebutuhan gizi masing-masing.
"Karena kan ada yang punya penyakit diabet, hipertensi. Jadi menunya pasti beda-beda, tergantung kebutuhan yang dirawat," jelas Solihin.
Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Kota Cimahi, drg. Pratiwi mengatakan, pasien positif yang diisolasi di BPSDM merupakan kategori ringan yang dipilah berdasarkan hasil screening dan laboratorium.
Pasien yang sebelumnya menjalani isolasi mandiri itu harus diisolasi secara terpadu agar penanganan Covid-19 bisa lebih cepat. "Lebih baik di sana, tiap hari ada dokter. Kemudian ada psikolog, senam ada instuktur. Ada aktifitas yang terpantau dibandingkan di rumah. Makanannya juga lebih terjamin, minum obat terpantau," jelas Pratiwi.