Cimahi - Eksekusi lahan untuk pembangunan Sistem Pengolahan Air Minim (SPAM) Leuwilayung di Kelurahan Citeureup, Kecamatan Cimahi Utara, Kota Cimahi dipastikan batal dilaksanakan tahun 2020.
Sebab, anggarannya terdampak refocusing dan realokasi untuk penanganan Corona Virus Disease (Covid-19).
Sebelumnya, Dinas Perumahan dan Kawasan Pemukiman (DPKP) Kota Cimahi sudah menargetkan pembebasan lahan seluas 8.000 meter persegi itu bisa dieksekusi sejak tahun 2019 namun gagal sebab anggarannya terkena rasionalisasi. Tahun inipun eksekusinya ditunda dengan sebab yang hampir serupa.
"Untuk saat ini di-pending karena kondisi Covid-19. Kemudian masih masalah dengan penyesuaian harga pembebasan lahan," jelas Kepala Bidang Sarana dan Prasarana Perumahan dan Pemukiman pada DPKP Kota Cimahi, Siti Rosida saat ditemui, Kamis (18/6/2020).
Dikatakan Siti, pihaknya belum memastikan apakah anggaran untuk pembebasan lahan untuk SPAM Leuwilayung akan diadakan atau tidak tahun depan.
Pihaknya akan fokus untuk memberikan pemahaman kepada pemilik tanah agar harganya memang harus sesuai kajian tim appraisal.
"Karena kan enggak boleh lebih dari perhitungan berdasarkan appraisal, kan sedikitpun nanti malah jadi masalah," sebutnya.
Berdasarkan hasil kajian Detail Engineering Design (DED) yang sudah dilakukan, total anggaran yang dibutuhkan untuk pembebasan lahannya mencapai Rp 20 miliar.
Menurut Siti, keberadaan Leuwilayung sangat potensial untuk pemenuhan air bersih bagi warga Kota Cimahi.
"Sangat potensial untuk pemenuhan air bersih bagi warga. Kalau nyari sumber lain sekarang kan sulit juga di Cimahi," katanya.
Sebumnya, Kepala DPKP Kota Cimahi Muhammad Nur Kuswandana mengayakan, jika pembebasan lahan tuntas, rencananya pihaknya akan langsung melelangkan pembangunan fisik SPAM-nya.
kapasitas SPAM Leuwilayung rencananya akan menampung hingga 50 liter air per detik, dengan total maksimal 5.000 sambungan rumah.
"Termasuk bangun SR sama JDU (Jaringan Distribusi Utama (JDU). Mudah-mudahan terlaksana," ujar Nur.
Pembuatan sumber air dari Sungai Leuwilayung sendiri merupakan salah satu cara Pemerintah Kota Cimahi melalui DPKP untuk memenuhi kebutuhan air bersih di Kota Cimahi. Selain SPAM Leuwilayung, pihaknya terlebih dahulu mengembangkan SPAM di Kompleks Perkantoran Pemkot Cimahi.
SPAM yang dikelola Unit Pelaksana Teknis (UPT) Air Minum pada DPKP itu memiliki kapasitas 50 liter per detik atau kapasitas 5.000 SR dan sudah dinikmati pelanggan di wilayah Kelurahan Karangmekar dan Cigugur Tengah.
Kapasitas maksimal itu diprediksi akan terpenuhi tahun ini. Sebab, tahun ini tengah dipasang untuk 1.412 SR. "Jadi kalau ditotalkan dengan yang dipasang sebelumnya sudah hampir mencapai kapasitas maksimum," tandas Nur.