Limawaktu.id,- Saat ini, hanya sekitar empat penjual batu akik yang tersisa di ruas Jalan Amir Mahmud, Kota Cimahi. Dari 25 penjual yang memenuhi trotoar dulunya.
Padahal di awal tahun 2015, di beberapa ruas jalan berderet lapak-lapak pedagang yang berjualan batu akik dari berbagai daerah.
Namun, bisnis batu akik mulai lesu. Akibatnya, banyak penambang batu memilih banting stir ke profesi lain yang lebih menjanjikan.
Penghasilan yang tidak menentu, dan menurunnya minat masyarakat terhadap batu akik membuat mereka beralih profesi menjadi buruh.
Lukman Hakim (40), penjual batu akik asal Purworejo, Jawa Tengah menuturkan, sejak akhir 2016, tren peminat batu akik menurun drastis. Penjual di ruas Jalan Amir Mahmud, Cimahi pun mulai berguguran dan memilih profesi lain.
"Saya mulai jualan 2015, pas lagi rame. Dulu ada sekitar 25 pedagang, sisa 4 (empat) sekarang," tutur Lukman saat ditemui di Jalan Amir Mahmud, Kota Cimahi. Tepatnya depan Samsat Cimahi, Senin (29/1/2018).
Meski sudah meredup, ia tetap bertahan jualan batu akik. Alasannya, selain memang masih ada rupiah yang bisa didapat, faktor hobi juga menjadi penguat dirinya bertahap hingga kini.
Namun, jika pendapatan ke depannya semakin menentu, bahkan menurun drastis, tak menutup kemungkinan bagi bapak satu anak itu beralih profesi.
"Sekarang makin sepi, kemungkinan akan ditinggalkan. Mau merintis usaha," ujar Lukman.
Dulu, saat sedang booming, dalam sehari ia bisa memperoleh Rp 4 juta per hari, dari 40 pembeli yang menghampirinya. Namun, sejak meredup, hanya sekitar empat saja, dengan penghasilan sekitar Rp 100 sampai 500 ribu.
"Pas lagi rame, semua orang ikut-ikutan beli. Sekarang mah paling kolektor, yang hobi batu akik," katanya.
Batu akik yang ia jual harganya bervariatif. Mulai dari yang paling murah Rp 50 ribu, hingga Rp 1,5 juta. Tergantung jenis batu akiknya.