Selasa, 10 November 2020 13:52

Menolak Lupa Perjuangan Para Kompi dan Laskar Melawan Penjajah di Cimahi

Penulis : Fery Bangkit 
Salah Seorang Anggota Komunitas Tjimahi Heritage Saat Melihat Kendaraan Tahanan Zaman Belanda yang terletak di Penjara Poncol
Salah Seorang Anggota Komunitas Tjimahi Heritage Saat Melihat Kendaraan Tahanan Zaman Belanda yang terletak di Penjara Poncol [Foto Istimewa]

Cimahi - Kota Cimahi punya banyak sisi menarik yang patut diketahui. Di antaranya tempat-tempat yang dulunya dijadikan pusat perang melawan para penjajah. Seperti melawan Belanda.

Selain itu, ada juga nama-nama pejuang di Kota Cimahi yang terlibat dalam pertempuran, hingga Indonesia berhasil merdeka. Rentan perlawanan melawan penjajah di Kota Cimahi terjadi pada tahun 1945-1946.

Kenangan-kenangan perjuangan itu diungkap Komunitas Tjimahi Heritage saat Jelajah on the Bus dalam rangka memperingati Hari Pahlawan Nasional pada Selasa (10/11/2020). 

Dalam jelajah yang menggunakan Bus Sakoci itu, para peserta diberikan informasi tentang sejarah perjuangan para pahlawan dan tempat-tempat yang menjadi medan pertempuran di Kota Cimahi.

"Kami sampaikan peristiwa-peristiwa zaman dulu, yang mereka gak tau. Karena di Cimahi banyak jejak-jejak bersejarah," ungkap Ketua Komunitas Tjimahi Heritage, Machmud Mubarok disela-sela jelajah.

Jelajah dimulai dari Pemkot Cimahi menuju perapatan Cihanjuang dan menuju Cibabat yang kini diberinama Jalan Jenderal Amir Machmud. Di daerah tersebut, tahun 1945-1946 pernah terjadi pertempuran melawan sekutu. 

Salah satu tokoh yang terlibat adalah Daeng Mohammad Ardiwinata atau Kompi Daeng, yang kini diabadikan sebagai nama jalan di Cihanjuang. Di Cibabat juga dulunya ada pabrik senjata, yakni Artilerie Construcie Winkel (ACW).

"Mapolres Cimahi itu dulunya pabrik senjata yang pernah diserbu juga," sebut Machmud.

Titik pertempuran di Kota Cimahi juga terjadi di kawasan Cimindi, Leuwigajah hingga Baros (Jalan HMS Mintaredja) yang dilalui saat jelajah edisi Hati Pahlawan Nasional 2020. Kompi Daeng lagi-lagi terlibat dalam pertempuran tersebut.

Kemudian Jembatan Tagog juga dulunya merupakan titik pertempuran. Tokoh yang terlibat di dalamnya adalah Kompi Abdul Hamid dan berbagai laskar yang ada saat itu. 

Pertempuran paling heroik terjadi di sekitar Penjara Poncol di Kalidam dan Jalan Gatot Subroto yang dulunya tangsi dijadikan tangsi Belanda. Pertempuran yang digawangi berbagai kompi, laskar, Badan Keamanan Rakyat (BKR) hingga Tentara Keamanan Rakyat (TKR) itu terjadi selama 4 hari 4 malam.

"Hanya saja gak berbuah kemenangan, karena saat itu terbatas oleh senjata. Setelah itu, tepatnya tahun 1947 tidak ada serangan karena pada mengungsi," bebernya.

Selain itu, ada tempat-tempat lainnya yang dulunya jadi tempat perlawanan bangsa Indonesia terhadap penjajah. Di antaranya Alun-alun Cimahi, Babakan Kandanguncal, dan Babakan Santri (Gunung Bohong).

Ada sejumlah nama yang dulunya terlibat dalam peperangan melawan penjajah di Kota Cimahi. Di antaranya Kompi Daeng Muhammad Ardiwinata, Kompi Ade Arifin, Embang Ardiwidjaja, Kapten Ishak, Sukimun hingga Usman Dhomiri.

Bahkan beberapa nama di antaranya kini sudah diabadikan sebagai nama-nama jalan di Kota Cimahi. Seperti Jalan sekitaran Cihanjuang yang diberinama Jalan Daeng Muhammad Ardiwinata dan sekitaran Padasuka yang diberinama Jalan KH. Usman Dhomiri hingga Sukimun.

 

Baca Lainnya

Topik Populer

Berita Populer