Senin, 24 Maret 2025 15:40

Mengenal Jatidiri Bangsa Lewat Film Kompi Daeng

Penulis : Bubun Munawar
Salah satu adegan Film Layar Lebar Kompi Daeng karya Sutradara Dede Syarif
Salah satu adegan Film Layar Lebar Kompi Daeng karya Sutradara Dede Syarif [Istimewa]

Limawaktu.id, Kota Cimahi - Seorang seniman Longser (Teater Rakyat) Jawa Barat di Desa Tjipageran bernama Kohar, harus berjuang mempertahankan kemerdekaan RI, dengan satu sisi ia pun harus meninggalkan kesenian Longser yang digelutinya.

Motivasi tokoh utama berjuang itu, di samping memiliki rasa dendam karena sewaktu dia dan adiknya berumur 9 dan 7 tahun, harus menyaksikan bapaknya sendiri mati ditembak Belanda ketika sedang mempertunjukkan seni longser, karena disangka pemberontak terhadap pemerintah Hindia Belanda, sekitar tahun 1930.

15 tahun kemudian, tepatnya Oktober 1945, ketika tokoh utama yg bernama Kohar dan adiknya Asih sudah beranjak usia 23 tahun, dia dilatih ngaji, silat dan taktik berperang di pesantren KH Usman Dhomiri Sukasantri Gunung  Bohong Cimahi, kemudian Kohar bergabung dengan Dewan Pimpinan Perjuangan Cimahi yang dipimpin oleh Daeng Muhammad Ardiwinata, atau dikenal dengan nama Kompi Daeng.

Dari situlah Kohar bersama sahabatnya Toha Santri, Sersan Saring (Mantan KNIL) Ambon, berjuang bersama pasukan Kompi Daeng, mengusir masuknya Tentara Sekutu dan NICA Belanda masuk ke wilayah Cimahi période 30 Oktober 1945 sampai 28 Maret 1946 yang dikenal dengan istilah 'de militaire stad'

Walaupun dengan perjuangan tersebut, ada resiko yg harus dikorbankan, yaitu seni  teater rakyatnya, warisan dari Mat Pendul, bapaknya tersebut harus ia tinggalkan.

Tapi alhamdulillah di bagian akhir cerita, tokoh fiktif Kohar yang masih hidup pada saat ini, mengenang teman-temannya seperjuangan seperti Kompi Daeng, KH Usman Dhomiri dan tokoh pejuang Cimahi, Bandung Raya lainnya dan ia pun menyaksikan seni longser yg menjadi seni leluhur bapaknya tersebut terus hidup sampai saat ini.

Cerita tersebut digambarkan secara audio visual dalam sebuah Film layar lebar berjudul ‘Kompi Daeng’.

Film Kompi Daeng adalah film besar/layar lebar pertama dengan durasi 110 menit yang diproduksi oleh Production House Visi Sinema Pro Cimahi dan Ice Blue Production serta didukung oleh Dewan Kebudayaan Kota Cimahi dan Pemerintah Kota Cimahi dan Kabupaten  Bandung Barat.

“Kompi Daeng Film edukasi yang sarat dengan nilai sejarah, patriotisme para pejuang Cimahi dan Bandung Raya ini merupakan film fiksi yang diambil dari buku Prahara Cimahi Pelaku dan Peristiwa (30 Okt 1945 - 28 Maret 1946), yang ditulis oleh SM Arief,” terang Sutradara Film Kompi Daeng, Dede Syarif, kepada Limawaktu.id, Senin, 24 Maret 2025.

Dia menjelaskan, Film Kompi Daeng ini, naskah dan sutradara nya adalah Dede Syarif HD, dengan Co Sutradara Ivo Voynot, produser Firman Maliksyah, Pimpinan Produksi Lukman Nul Hakim,  dibintangi oleh para aktor film dan sinetron nasional, diantaranya Surya R Kusumah, Fikri Aziz, Sandi Tarhedi, Aurelia, serta pemain lokal Bandung, Cimahi juga special pemeran Ketua DPRD Cimahi, Wahyu Widiatmoko, dan tokoh silat kab Bandung Ayi Kosasih.

 Film Kompi Daeng ini akan tayang mulai April 2025 di berbagai tempat pemutaran film, baik terpusat maupun di roadshow kan di sekolah sekolah SD, SMP, SMA sederajat se kota Cimahi, kota Bandung, Kab. Bandung Barat, Kab. Bandung.

“ Semoga mendapatkan dukungan dari berbagai pihak, agar mengenal jati diri bangsa melalui film edukasi, sejarah,” pungkasnya.

Baca Lainnya

Topik Populer

Berita Populer