Limawaktu.id,- Meski memiliki perbedaan dengan orang normal, namun kaum Disabilitas memiliki hak yang sama untuk mendapatkan kesempatan memperoleh penghasilan. Karenanya, kaum disabilitas harus diberikan pemahaman dan keterampilan yang memadai agar mereka bisa tumbuh dan berkembang secara mandiri.
Hal itu terlihat saat Limawaktu.id mendatangi Sekolah Luar Biasa (SLB) Yayasan Keluarga Sejahtera (YKS) III di Kecamatan Katapang Kabupaten Bandung. Disekolah tersebut para siswanya diberikan pelatihan kewirausahaan agar setelah lulus dari sekolah para siswa memiliki keterampilan sehingga bisa memperoleh penghasilan untuk memenuhi kebutuhannya.
Meski ‘berbeda’, perbedaan tersebut tidak membuat Siswa SLB YKS III kecil hati apalagi rendah diri, tetapi justru menjadi pelecut semangat untuk terus berprestasi dan berdaya.
Saat memasuki lingkungan sekolah yang berlokasi di Jalan Katapang Wetan No. 2 RT 02/RW 06 Desa Pangauban Kecamatan Katapang Kabupaten Bandung, sekilas orang tidak akan paham dengan istilah Cupat Asik saat melihat spanduk yang terdapat didepan gerbang sekolah tersebut. Ternyata setelah dikorek informasinya, Cupat Asik adalah kepanjangan dari Cuci Sepatu yang Asyik. Sebuah kegiatan wirausaha yang dikenalkan kepada siswa SLB YKS III sejak 25 Mei 2023 lalu.
“Antusias siswa untuk ikut dalam keterampilan laundry sepatu ini cukup tinggi, meskipun memiliki keterbatasan, mereka berusaha untuk bisa mencuci sepatu dengan bersih,” kata Euis Siti Komariah, Guru Pembimbing di SLB YKS III Katapang, Selasa (13/6/2023).
Dikatakannya, siswa disabilitas yang dilatih mahir mencuci sepatu ini sudah menunjukan perkembangan yang menggembirakan. Diawal-awal, para siswa penyandang autis ini satu pasang sepatu dikerjakan secara beramai-ramai, namun sekarang setelah dilatih mereka sudah bisa mengrejakannya sendiri-sendiri.
“Pekerjaan mencuci sepatu dari awal sampai menjadi kering dan membungkusnya anak-anak sudah mulai bisa kerjakan,” kata Euis.
Sementara, Rizki, salah seorang siswa Kelas 10 SLB YKS III Katapang mengaku senang bisa belajar mencuci sepatu ini. Untuk mencuci sepasang sepatu dari awal sampai bersih dan kering dia membutuhkan waktu antara 45 menit sampai dengan satu jam.
“Untuk sepasang sepatu yang dicuci saya mendapatkan upah sepuluh ribu rupiah,” jelas Rizki.
Sedangkan Kepala SLB YKS III Dede Rubaendi menyebutkan, pelatihan laundry sepatu bagi siswa SLB YKS III ini dilakukan sesuai dengan kemampuan anak. Dengan melakukan latihan mencuci sepatu, anak-anak dilatih kemampuan motoriknya.
“Selain mealatih motorik, pelatihan ini juga untuk mengembangkan jiwa kewirausahaan,” sebutnya.
Dengan memiliki jiwa kewirausahaan, para siswa nantinya sudah memiliki keterampilan sehingga bisa dijadikan sebagai mata pencaharian.
“Dari Sembilan orang yang dilatih, siswa yang sudah mahir baru dua orang,” sebutnya.
Pelatihan Laundry seaptu di SLB YKS III ini merupakan tindaklanjut dari Pelatihan Kewirausahaan Bagi Para Guru Pendamping Disabilitas se Jawa Barat, yang digelar Indonesia Bhadra Utama (IBU) Foundation beberapa waktu lalu.
“Pelatihan ini diberikan kepada para guru disabilitas karena akan menjadi program sekolah,” terang Manajer Program Indonesia Bhadra Utama (IBU) Foundation Taufiq Siddiq, disela-sela Pelatihan Kewirausahaan Bagi Guru Pendamping Orang Muda Dengan Disabilitas SLB Mitra Program GG 8, di Hotel Mercure Jalan Supratman Bandung yang digelar Senin (15/6/2023) sampai dengan Rabu (17/5/2023).