Limawaktu.id - Pengamatan Gerhana Matahari Cincin (GMC) yang dilakukan Tim Pengamat Observatorium Bosscha sedikit terhalang awan tebal. Meski begitu, gerhana matahari cincin masih bisa terlihat.
Pengamatan dilakukan secara langsung dan terbuka di Lapangan Sinapeul, Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB) pada Kamis (26/12/2019). Kontak pertama gerhana matahari cincin sebagian di sekitaran Lembang terjadi pada pukul 10.39 WIB.
"Sejak pagi sudah melakukan pengamatan tapi kontak sekitar pukul 10.39. Hanya saja karena tertutup awan tebal cenderung mendung jadi pengamatannya tidak terlihat jelas," terang Staf Edukasi Publik Observatorium Bosscha, Muhammad Rezky.
Puncak gerhana matahari cincin sebagian sendiri bakal mencapai puncaknya sekitar pukul 12.34 WIB dengan tutupan hingga 69 persen. Nantinya bentuk gerhana matahari sebagian dari pengamatan di Lembang bakal berbentuk seperti donat.
"Belum bisa dipastikan akan terlihat atau tidak, tapi kita sediakan 4 telescope dan beberapa venuscope bisa digunakan masyarakat umum. Kita akan standby di lokasi pengamatan sampai pukul 14.30 WIB," tuturnya.
Pihaknya mengimbau agar pengunjung di area pengamatan tidak melihat gerhana matahari dengan mata telanjang sebab bisa menyebabkan retina terbakar. "Makanya kami sediakan juga 100 buah kacamata matahari untuk melihat gerhana. Lebih baik gunakan itu dan tidak melihat dengan mata telanjang," jelasnya.
Fenomena alam gerhana matahari cincin sebagian itu terakhir terjadi awal tahun 2000-an. Sedangkan pada tahun 2023 mendatang, masyarakat bakal disuguhkan fenomena alam gerhana hybrid. "Kalau gerhana matahari cincin ini terakhir awal tahun 2000-an. Siap-siap juga 2023 bakal ada gerhana hybrid, campuran gerhana bulan dan matahari," tandasnya.
Awan tebal yang sejak pagi sempat menutupi matahari mulai memudar dan menyingkap terang matahari sekitar pukul 11.40 WIB. Namun pada pukul 12.15, rintik hujan mulai berhatuhan di lokasi pengamatan.
Adanya pengamatan gerhana matahari cincin itu menjadi daya tarik masyarakat untuk menyaksikan pemantauan gerhana matahari cincin. Salah seorang pengunjung, Ida (40), sengaja membawa anaknya ke Lapangan Sinapeul untuk menyaksikan proses terjadinya gerhana matahari sebagian.

"Memang anaknya juga ingin lihat gerhana karena belum pernah lihat. Tapi engga bisa kelihatan gerhananya karena mendung," ujar Ida saat ditemui, Kamis (26/12/2019).
Untuk sedikit mengobat rasa kecewa dan penasaran pengunjung, pihak observatorium juga menyediakan layar yang menampilkan live streaming pengamatan gerhana di Tanjung Pinang.Di sekitaran Lapangan Sinapeul juga bergema kumandang takbir dari pengeras suara masjid menyambut fenomena alam yang tak setiap tahun terjadi.