Limawaktu.id - Dampak negatif yang ditimbulkan dari pembangunan Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC) Jakarta-Bandung sudah dirasakan warga Komplek Tipar Silih Asih RW 13 Desa Laksana Mekar Kecamatan Padalarang Kabupaten Bandung Barat (KBB).
Informasi yang dihimpun dari warga, proyek KCIC sendiri akan menggempur Gunung Bohong yang letaknya sangat berdekatan dengan rumah warga RW 13. Informasinya, Gunung Bohong akan dibuat berupa terowongan sepanjang 1,3 kilometer untuk trace KCIC.
Heru Agam (49), salah seorang warga RT 04/13 Desa Laksana Mekar menuturkan, dua pekan lalu ia dan warga lainnya dikagetkan dengan adanya suara ledakan yang berasal dari titik awal pembongkaran jalur KCIC. "Iya saya lagi di rumah, tiba-tiba ada suara ledakan terus isi rumah pada goyang kerasa banget. Dikiranya bom" tutur Heru saat ditemui di kediamannya, Jumat (18/10/2019).
Wilayah RT 04 sendiri berjarak sekitar 700 meter dari lokasi titik awal pembongkaran Gunung Bohong yang akan dijadikan trase kereta cepat Jakarta-Bandung berupa terowongan dengan membuat lubang raksasa. Menurutnya, tercatat ada delapan ledakan yang didengar dan dirasakan oleh warga.
"Ledakannya itu siang sama pagi aja. Pas awal itu ada 4 hari. Jadi sehari dua kali," ucapnya. Ia mengungkapkan, ledakan yang seperti bom itu ternyata berdampak luas terhadap rumahnya. Sebab setelah dicek dua hari setelah ledakan, ada retakan pada beberapa sudut rumahnya.

"Sebelumnya gak retak. Setelah ada ledakan itu, ada hujan pas dicek rumah saya udah retak-retak. Pengalaman dulu gunung batu ada galian, dampaknya dua hari kemudian baru rumah belah," bebernya. Hal serupa dialami warga lainnya bernama Linda (45). Ia menuturkan, salah ledakan yang terdengar itu ketika ia tengah mandi. Kemudian tiba-tiba muncul retakan yang cukup besar di kamar mandi rumahnya.
"Pas saya lagi mandi, ada getaran sama suara kaya bom. Untung material retakannya gak nimpa saya," ujarnya. Ketua RW 13 Desa Laksana Mekar Ahmad M Sutisna mengungkapkan, informasi adanya proyek tersebut dimulai tahun 2016. Ketika itu ia dipanggil konsultan KCIC terkait rencana pembangunan. "Awalnya setahu kami itu jalurnya lewat samping tol. Tapi ternyata ada perubahan jalurnya dibelokan ke Gunung Bohong, dengan alasan pengen ada terowongan," ungakpnya.
Namun perihal mulai penggempuran Gunung Bohong yang dilakukan awal bulan lalu, kata dia, sama sekali tidak ada itikad baik dari pihak KCIC untuk mengajak sosialisasi. Kemudian ia berinisiatif untuk mendatangi pihak Desa Laksana Mekar. "Udah mulai kok kita gak diajak sosialsiasi," ucapnya. Pada akhirnya, ia dan warga lainnya diundang untuk menghadiri pertemuan dengan pihak KCIC. Mereka meminta warga RW 13 untuk menyetujui pembangunan tersebut. Namun, ia tetap menolak.
Alasannya, pihak KCIC sama sekali tidak bisa menunjukan Analisis Dampak Lingkungan (Amdal). Kemudian yang paling penting adalah mereka seperti tidak memperhatikan keselamatan warga. "Mereka menghindar kalau ditanya Amdal. Mereka kaya gak menyelamatkan jiwa. Kami juga gak akan menghambat kalau prosedurnya benar," tegasnya. Di wilayah RW 13 tercatat ada sekitar 130 Kepala Keluarga (KK) dengan 500 jiwa. Mereka tersebar di 4 RT dan terancam terdampak proyek KCIC.