Limawaktu.id, Kota Cimahi - Di tengah lahan yang terbatas, Pemerintah Kota (Pemkot) Cimahi berupaya untuk menambah Ruang Terbuka Hijau (RTH). Hingga saat ini RTH di Kota Cimahi baru sekitar 40 hektare lebih, dari yang seharusnya minimal 80 hektare lebih.
“Yang akan kita lakukan terus memperbesar RTH. Dimana kita butuh 40 hektare agar memenuhi 80 hektare ruang terbuka hijau,” kata Penjabat (Pj) Wali Kota Cimahi, Dicky Saromi.
Menurutnya, upaya untuk menambah luasan RTH di antaranya dengan memperbanyak Taman. Sebab, kata Dicky, selain berfungsi sebagai tempat rekreasi bagi warga, keberadaan taman juga menjadi area hijau di Kota Cimahi.
“Taman ini untuk perluas RTH sekaligus menjadikan sebagai tempat bermain yang memberikan rekreasi dan kenyamanan,” ujar Dicky, dalam keterangan tertulisnya, Jum’at (20/12/2024).
Sementara, Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Pemukiman Kota Cimahi Endang mengatakan luasan taman di Kota Cimahi tercatat baru sekitar 10 hektare. Pihaknya akan berupaya untuk menambah taman-taman baru yang berfungsi sebagai RTH.
“Taman di Kota Cimahi luas 10 hektare, kita terus berupaya agar luasan RTH, termasuk taman untuk bertambah lagi. Pembangunan taman sebagai upaya meningkatkan RTH,” ucap Endang.
Kepala Bidang Tata Lingkungan pada Dinas Lingkungan Hidup Kota Cimahi Agus Irwan mengatakan, pihaknya baru selesai menginvetarisir jumlah pohon yang terdampak bencana puting beliung dan hujan deras pada 9 November 2024 lalu.
Berdasarkan pendataan yang dilakukan, total ada 180-an pohon yang terdampak bencana tersebut. Ada pohon yang tumbang karena embusan angin kencang, namun lebih banyak yang dahan dan rantingnya patah.
“Ya untuk bencana, itu 180-an pohon terdampak. 40 yang tumbang kemudian 140-an pohon patah ranting dan dahannya,” ungkap Agus.
Sejak kejadian bencana puting beliung melanda, kata Agus, pihaknya langsung melakukan penanganan dampak dengan skala prioritas. Diutamakan pada pohon tumbang yang menutup aksesibilitas bagi masyarakat.
“Saat itu kami utamakan dulu mengatasi pohon tumbang yang langsung dampaknya ke arus lalu lintas. Baru kemudian ke pohon yang ranting atau dahannya patah. Handicap buat kami itu keterbatasan peralatan dan personel,” kata Agus.
Penanganan dampak bencana puting beliung itu baru bisa teratasi seluruhnya sebulan kemudian. Selain keterbatasan personel dan peralatan, permasalahan lainnya karena titiknya yang banyak.
“Jadi untuk membereskan dampak puting beliung itu baru bisa selesai satu bulan lebih, di minggu kemarin baru selesai. Karena yang menyita tenaga itu pohon tumbang yang sampai terangkat dari akarnya, ditambah dengan ukuran pohon yang besar,” kata Agus.