Kamis, 4 Juli 2019 18:54

Kemarau Bagi Sayuran di Cimahi, Kualitas Menurun, Biaya Produksi Naik

Penulis : Fery Bangkit 
Petani Tengah Menyiram Tanaman Tomat.
Petani Tengah Menyiram Tanaman Tomat. [ferybangkit]

Limawaktu.id - Musim kemarau ini sangat bedampak bagi sayuran milik petani di Kampung Lebak Saat Girang, Kelurahan Cipageran, Kecamatan Cimahi Utara, Kota Cimahi.

Sebab, sayuran yang ditanam seperti tomat, cabai, kembang kol dan sebagainya jadi menurun bobot kualitasnya. Contohnya, kembang kol yang biasanya dipanen ketika musim hujan bisa mencapai 2 kilogram (kg), namun saat kemarau ini hanya maksimal 1 kg bobotnya.

"Kalau kering ini memang menurun kualitasnya. Karenakan kan pengairannya kurang," kata Jajang Supendi (29), salah seorang petani, Kamis (4/7/2019).

Dampak lainnya adalah, produksi sayuran yang ditanam pun juga mengalami penurunan. Jika dimusim hujan ia bisa memanen sayuran rata-rata 50-80 ton dari setiap hektare, maka dimusim kemarau ini ia hanya bisa memanen sekitar 20-25 ton per hektare sayuran.

"Saya punya lahan itu 3 hektare. Kalau ibaratkan tomat, biasanya bisa panen sampa 80 ton per hektare, sekarang hanya 25 ton," ungkapnya.

Dari segi materi, lanjut Jajang, dampaknya juga sangat terasa bagi petani sayuran seperti dirinya. Sebab, coast yang harus dikeluarkan lebih besar dari besar.

Sebab, biaya produksi untuk menanam sayuran pun cukup besar seperti membeli air untuk penyiraman. Belum lagi untuk biaya bibit dan membayar petani yang bekerja di perkebunan miliknya.

"Sekarang kan beli air buat nyiram aja sampe 50 kubik untuk 3 hektare. Ibaratkan, kalau lagi hujan biaya produksi hanya Rp 50 juta, sekarang bisa sampai Rp 80 juta. Jadi balik modal juga udah alhamdulillah," pungkasnya. 

Baca Lainnya

Topik Populer

Berita Populer