Senin, 19 Mei 2025 15:24

Jalan Amir Machmud Sering Tergenang, Adhitia Yudisthira Turun Tangan

Penulis : Bubun Munawar
Wakil Wali Kota Cimahi, Adhitia Yudisthira, bersama Dinas PUPR dan OPD Terkait melakukan peninjauan langsung ke titik-titik genangan air di sepanjang Jalan Nasional Amir Machmud, terutama di  kawasan Cibabat, Kota Cimahi, Senin, 19 Mei 2025.
Wakil Wali Kota Cimahi, Adhitia Yudisthira, bersama Dinas PUPR dan OPD Terkait melakukan peninjauan langsung ke titik-titik genangan air di sepanjang Jalan Nasional Amir Machmud, terutama di kawasan Cibabat, Kota Cimahi, Senin, 19 Mei 2025. [Diksominfo Kota Cimahi]

Limawaktu.id, Kota Cimahi – Warga Kota Cimahi mengeluhkan seringnya terjadi genangan air di sepanjang Jalan Nasional Amir Machmud, sehingga menimbulkan kemacetan setuap kali turun hujan.

Merespon hal tersebut, Wakil Wali Kota Cimahi, Adhitia Yudisthira, bersama jajaran Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR), Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPKP), serta Organisasi Perangkat Daerah (OPD), melakukan peninjauan langsung ke titik-titik genangan air di sepanjang Jalan Nasional Amir Machmud, terutama di  kawasan Cibabat, Kota Cimahi, Senin, 19 Mei 2025.

“Beberapa titik di Jalan Amir Machmud selalu tergenang saat hujan deras. Padahal ini jalur vital. Maka dari itu, kita bersihkan drainase secara bertahap, meski ini sebenarnya berada di bawah kewenangan pemerintah pusat,” terangnya.

Menurutnya, langkah awal yang diambil Pemkot Cimahi adalah pemetaan area terdampak serta pengkajian solusi teknis berupa sistem water trapping dengan membangun ground tank di sejumlah titik rawan Banjir. Teknologi ini diharapkan mampu mengurangi volume genangan air di jalan maupun limpahan ke permukiman warga.

Selain itu, Pemkot Cimahi juga berencana menormalisasi saluran-saluran air di lingkungan warga yang tersambung ke Sungai Cimahi. Namun, proses ini menemui kendala berupa bangunan liar yang berdiri di atas saluran air sehingga Pemkot Cimahi juga akan melakukan intervensi pada bangunan yang menutupi saluran-saluran air tersebut.

“Beberapa saluran tertutup bangunan warga. Kami akan koordinasikan dengan pusat untuk penertiban, karena ini menghambat normalisasi,” tambahnya.

Dalam peninjauan tersebut, ditemukan material sedimen yang menumpuk dalam jumlah besar di drainase. Dari kedalaman ideal 1,5 meter, kini hanya tersisa sekitar 70 sentimeter. Sedimen tersebut diyakini terbawa dari wilayah hulu akibat minimnya kerja sama lintas wilayah dalam pengelolaan DAS (Daerah Aliran Sungai).

Baca Lainnya

Topik Populer

Berita Populer