Limawaktu.id - Unit Pelaksana Teknis (UPT) Air Minum pada Dinas Kebersihan dan Kawasan Pemukiman (DPKP) Kota Cimahi menjamin kualitas air bersih tetap terjaga meski sumber air kerap dialiri lumpur sawah.
"Kita jamin kualitas air bersih ini tetap terjaga. Kita rutin pemeliharaan," ujar Kepala UPT Air Minum pada DPKP Kota Cimahi, Dede M Asrori saat ditemui di Pemkot Cimahi, Jalan Rd. Hardjakusumah, Jumat (19/7/2019).
Sistem Pengolahan Air Bersih (SPAM) yang dikelola UPT Air Minum pada DPKP Kota Cimahi sendiri melayani sekitar 2.800 Sambungan Rumah (SR) di wilayah Cigugur Tengah dan Karang Mekar.
Sedangkan kapasitas produksi air bersih dalam sehari mencapai 4.300 meterkubik per hari. Kapasitas sebanyak itu cukup untuk memenuhi 5.000 SR. Untuk sumber airnya, selama ini UPT Air Minum mengandalkan aliran Sungai Cimahi.
Untuk menjaga kualitas air agar tetap bersih, terang Dede, dalam sebulan sekali pihaknya melakukan pengurasan embung atau tempat penampungan air dari Sungai Cimahi. Pengurasan embung diperlukan agar air yang diolah pada SPAM tidak terlalu berat.
"Sebulan sekali kita kuras. Kolam penampungan tempat embung itu kan suka da lumpurnya," kata Dede.
Selain pengurasan embung, pihaknya juga kerap melakukan pembersihan aliran Sungai Cimahi, yang tepat berada di samping SPAM UPT Air Minum, Jalan Rd. Hardjakusumah, Kota Cimahi.
Selanjutnya, agar kualitas air yang dipasok ke warga Kota Cimahi lebih terjamin, pihaknya juga rutin melakukan pemeriksaan di UPT Laboratorium Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Cimahi.
"Kita periksa juga ke Lab DLH. Kita rutin dua bulan sekali periksanya. Iya untuk menjaga kualitas air," tegas Dede.
Untuk menjaga kualitas air bersih itu, lanjut Dede, dalam sebulan pihaknya harus mengeluarkan dana sekitar Rp 150 juta. Jumlah itu termasuk untuk operasional keseluruhan, seperti honor pegawai dan listrik.
"Per bulan sekitar dengan pegawai sekitar Rp 150 jutaan dengan listrik dan sebagainya," tandasnya.