Garut (limawaktu.id), - Sedikitnya 67 persen warga di Jawa Barat beralamat di desa sedangkan mencari nafkah di kota. Kondisi ini membuat situasi kota menjadi padat dan rentan gesekan sosial.
"Jika kondisi ini dibiarkan, maka Kota akan bejubel, yang akhirnya akan membuat menimbulkan ekses sosial, kriminalitas meningkat, " kata Wagub Jabar, Uu Ruzhanul Ulum dalam acara Gebyar Desa di hadapan kepala desa se-Kab. Garut, Senin (28/03/2022).
Di sinilah, lanjut Uu, pemerintah Jawa Barat berkomitmen melalui berbagai program untuk pembangunan desa. Program-program patriot Desa, Desa Wisata, Desa Digital, Satu Desa Satu Hafidz, dan banyak lagi.
"Desa itu ujung tombak pembangunan, karena paling banyak masyarakat lebih banyak di desa, " ujar Uu.
Mantan Bupati Tasikmalaya ini berharap agar kepala desa melakukan inovasi, membuka kreatifitas dan memanfaatkan platform digital dalam pembangunan.
"Kepala desa harus inovatif, jangan jadi operator tapi jadi kreator. Ini kunci warga desa tidak mencari nafkah di kota, " tegas Uu.
Pemerintah desa, kata Uu, jangan hanya mengandalkan anggaran dari pemerintah daerah dan provinsi atau pusat. Tetapi lakukan melalui inovasi dan kolaborasi dengan berbagai pihak.
Uu bangga dengan Bumdes Wanajaya yang sudah melakukan kolaborasi dengan bjb, PT Pos, dan PT Pegadaian. Harapannya agar kolaborasi antara berbagai pihak bisa diteladani.
"Kepala desa harus banyak ulin, banyak teteleponan, dan banyak silaturahmi, tong cicing wae, pasti moal maju-maju, " paparnya.
Sementara itu, Sekda Kab. Garut Nurdin Yana mengatakan , acara Gebyar Desa diikuti 41 Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) di Kabupaten Garut. Harapannya, 41 Bumdes menjadi percontohan bagi desa-desa di lain.
"Mudah-mudahan 41 bumdes ini menjadi percontohan bentuk kreatifitas dari desa-desa di Garut. Harapannya akan memberi dampak kepada kesejahteraan masyarakat, " ujarnya.