Bandung, Limawaktu.id,- Meski sudah mencapai 107 persen, namun capaian imunisasi polio di Jawa Barat masih ada kantong-kantong desa yang masih menolak diimunisasi. Warga yang menolak tersebar di seluruh kota dan kabupaten di Jawa Barat.
Demikian dikatakan Kepala Bidang Penanggulangan dan Pencegahan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Jawa Barat, Rochady Hendra, usai Gebyar Pekan Imunisasi Dunia Jawa Barat di Gedung Bio Farma, Sabtu (13/5/2023).
"Memang capaian sudah mencapai 100 persen, tetapi juga merata. ketika kita breakdown, ternyata ada kantong-katong yang menyebabkan KLB," ujar Rochady.
Adannya penolakan warga, lanjutnya, lebih pada pengetahuan dan sosialisasi yang belum sampai kepada mereka. Begitu pula masalah kepercayaan yang membuat mereka tidak mau diimunisasi.
"Masih ada warga yang meyakini vaksin tidak halal, dan hoax yang menyebar. Untuk itulah, perlu lintas sektoral untuk memberikan pemahaman dan sosialisasi," kata Rochady.
Untuk itu, kata dia, Pekan Imunikasi Dunia ini menjadi momentum bagi sosialisasi kepada warga tentang pentingnya imunisasi. Termasuk imunisasi polio yang akan diaksanakan tahap dua pada Juni mendatang.
Rochady mengatakan, imunisasi polio di Jawa Barat akan kembali dilaksanakan secara serentak di kota/kabupaten. Sasaran penerima imunisasi masih seperti tahap pertama sekitar 4 juta anak-anak balita.
"Kemarin kita sudah menerima Kita sudah sebarkan informasi imunisasi polio, termasuk tim kita untuk menyasar mereka yang belum mendapatkan imunisasi," katanya.
Menurut WHO, kata Rochady, capaian imunisasi sudah cukup 90 persen, tetapi berdasarkan Kemenkes RI target mencapai 95 persen. Jika daerah yang sudah mencapai 100 persen, akan memulai lagi putaran kedua vaksin polio.
"Tanggal 15 Mei ini, daerah yang 100 persen sudah bisa memasuki putaran kedua. Untuk daerah yang masih 90 persen kita akan mulai pada 22 Mei mendatang sekaligus diberi waktu untuk sweeping," katanya.