Limawaktu.id, Ketapang - Fernando Silaen, Buruh Perkebunan di PT LS yang sebagian besar wilayah kebunnya berada di Kecamatan Sungai Melayu Raya Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat pada awal September ini mengalami tindakan kekerasan fisik yang diduga dilakukan oleh KHS, salah seorang oknum Manajer Kebun di PT LS.
Di sebuah Warung Makan yang terletak di Jalan D.I. Panjaitan Ketapang (18/09) bersama beberapa Pengurus PK SBSI PT LS memberikan keterangan pers terkait peristiwa tersebut.
Menurut Fernando, pada 4 September lalu, sekira pukul 06.15 waktu setempat ia berniat melaksanakan kewajiban absensi dengan cara scan wajah di kantor estate wilayah kerjanya, di tempat peristiwa kekerasan terjadi.
"Saya terburu buru menuju kantor karena di rumah saya masih kerjakan bon racun, hingga tak sempat pakai sepatu bot karena berniat kembali lagi kerumah untuk menyelesaikan pekerjaan sebelum melaksanakan tugas lainnya", kata Fernando.
Dikatakannya, didepan kantor saya berjumpa dengan KHS, ia bertanya kepada saya mengapa tidak gunakan APD atau sepatu bot, saya jawab ada di rumah, karena saya ke sini untuk scan wajah, lalu KHS lakukan tendangan dan penamparan kepada saya", lanjut Fernando.
Usai kejadian itu Fernando Silaen lapor ke PK SBSI PT LS, yang dilanjutkan dengan protes ke pihak manajemen PT LS namun berbuah Fernado di mutasi ke Sanggau.
Berdasarkan info yang dihimpun, korban alami ancaman dari pihak pihak tertentu, hingga merasa takut, dan juga beberapa hari setelah kejadian korban mengalami muntah darah.
PT LS juga berdasarkan info , tidak berikan APD, Alat Pelindung Diri kepada pekerjanya. Adapun sepatu bot milik korban adalah hasil nembeli sendiri bukan pemberian PT LS.
Fernando (19) bersama pengurus PK SBSI PT LS pada tanggal 18/09/2023 datangi POLRES Kabupaten Ketapang guna penuhi panggilan pihak Kepolisian.
Adapun Junaidin Agus, Sekretaris PK SBSI PT LS mengutuk keras terjadinya kekerasan yang terjadi di wilayah kerja PT LS. Oleh oknum manager kebun terhadap anggota SBSI atau pekerja.
Sesuai dengan keterangan saksi dan bukti fisum, ada memar di bagian perut dan dada hasil dari dua kali pemukulan di bagian kepala satu kali tendangan di bagian perut.
“Jelas ini tidak di benarkan berdasarkan UU norma-norma yang ada Saya meminta juga kepada pihak perusahaan Agar oknum manager kebun ini agar tidak dipekerjakan lagi agar tidak ada korban selanjutnya,” paparnya.
Pihaknya atas nama buruh SBSI PK PT Limpah meminta agar persolan ini tidak berlarut larut dan di selesaikan dengan segera.
Pihaknya memberikan apresiasi kepada pihak Polres Kabupaten Ketapang yang telah menangani persoalan ini dengan baik.
"Saya atas nama perwakilan dari Dewan Pimpinan Cabang Serikat Buruh Sejahtera Indonesia, DPC SBSI di Kabupaten Ketapang, turut dampingi Pengurus tingkat Kerja, PK SBSI PT LS dan korban yang adalah anggota kami, sangat menyayangi hal ini terjadi, apalagi saat peristiwa tersebut terjadi di lokasi kejadian ada General Manejer, Askeb dan stap lainnya, saya nilai tidak melakukan upaya pencegahan", ungkap Agus Billi, kepada pers.
Pihaknya berharap agar pihak kepolisian untuk segera menindak dan mengurus hal tersebut sesuai dengan hukum dan atau perundangan yang berlaku.
"Saya juga meminta agar PT LS memberikan APD kepada seluruh pekerjanya sesuai kebutuhan kerja agar keselamatan dalam kerja bukan menjadi jargon kosong belaka dari PT LS", tuturnya.
Dalam penggalian lebih dalam, didapatkan ibfo bahwa peristiwa tindakan kekerasan semacam itu terindikasi pernah terjadi sebelumnya di PT LS dengan korban yang berbeda.
"Saya jadi bertanya tanya apakah tindakan kejerasan yang seperti preman jalanan itu apakah memang bagian dari sistim di PT LS?", pungkasnya.