Limawaktu.id, Kota Cimahi – Usai Pendaftaran bakal calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Cimahi ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada 27 sampai 29 Agustus 2024 menjadikan Pilkada Kota Cimahi akhirnya akan diikuti oleh 3 pasangan calon.
Menurut salah seorang pelaku sejarah perjuangan otonomi Kota Cimahi yang juga mantan Deputi Bidang Litbang Administrasi Pembangunan dan Otomasi Administrasi Negara (APOAN) Desi Fernanda, dengan diikuti oleh 3 kontestan membuktikan bahwa demokrasi masih hadir disini.
“Peran Parpol yang menjadi pendukung masing-masing Paslon tentu saja membuktikan adanya mekanisme politik yang dinamis, meskipun rada ‘pabaliut’,” terang Desi saat dihubungi Limawaktu.id, Jum’at 30 Agustus 2024.
Dikatakannya, iitulah politik yang sarat dengan fenomena ‘kepentingan’. Desi tidak melihat dari sisi Parpol adanya proses pengkaderan yang serius. Padahal usia demokrasi lokal di Kota Cimahi sudah cukup matang. Para Pasangan calon yang diusung Parpol tampaknya tidak murni sebagai kader parpol pendukung masing-masing.
“Ini yang pernah saya sampaikan bahwa Kota Cimahi masih belum memiliki Kader Pemimpin yang sungguh-sungguh dipersiapkan oleh sistem kepolitikan yang ada, “ terang salah seorang pelaku sejarah perjuangan otonomi Kota Cimahi yang juga mantan Deputi Bidang Litbang Administrasi Pembangunan Dan Otomasi Administrasi Negara, Desi Fernanda, Jum’at, 30 Agustus 2024.
Diejlaskan Desi, Pilkada yang diikuti oleh 3 Paslon masih cukup menggembirakan dan menjanjikan, karena figur-figur yang ditawarkan oleh Parpol pengusung relatif sudah dikenal oleh para calon pemilih dan warga kota Cimahi. Semua punya latar belakang politik yang menjadi kekuatan masing-masing.
“Saya pernah membahas tentang pasangan calon Walikota Dikdik dan Ngatiyana sebelumnya. Sedangan paslon yang baru yaitu Bilal dan Mulyana baru muncul di saat-saat terakhir, meskipun Bilal mungkin sudah disounding sebelumnya,” katanya.
Dikatakannya, Paslon ini belum memiliki pengalaman dalam birokrasi di Kota Cimahi. Meskipun Bilal adalah anak dari mantan Walikota Terpilih sebelumnya, yaitu Ajay Mohammad Priatna, tetap saja beliau masih belum punya track record politik pemerintahan yang signifikan.
Sementara pasangannya, Mulyana, mantan ASN dengan latar belakang di bidang kesehatan dan SDM juga masih dipertanyakan kapasitasnya untuk mampu memberikan harapan bagi warga Kota Cimahi dalam mengatasi permasalahan pembangunan sosial ekonomi dan infrastruktur Kota Cimahi.
“Warga Kota Cimahi tampaknya akan sangat kritis menilai potensi kapasitas dan kompetensi para Paslon yang akan berkontestasi dalam Pilkada 2024 ini,” katanya.
Dia melanjutkan, satu catatan penting bagi warga Cimahi adalah sejarah hitam "Hattrick" kasus korupsi para Walikota sebelumnya, yang tentu saja tidak ingin terulang lagi di masa depan. Warga Cimahi tentu akan sangat merindukan perkembangan pembangunan wilayah perkotaan dengan kondusivitas sosial ekonomi yang lebih baik.
Nah dengan latar belakang itu kita tunggu tawaran program-program yang sungguh menarik dari para Paslon untuk mengakselerasi Pembangunan Sosial-Ekonomi dan Infrastruktur Perkotaan yang lebih baik di Kota Cimahi dalam 5 tahun mendatang.
“Selamat berkontestasi bagi para Paslon Dikdik, Ngatiyana, dan Bilal, semoga semua bisa menjaga kondusivitas politik demokrasi yang bersih, transparan, aman dan tertib, serta bebas money politics,” pungkasnya.