Limawaktu.id - Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 1 Ngamprah mendapat uang Kompensasi dampak dari proyek pembuatan trase Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB). Kompensasi yang didapat sekitar Rp 3,6 juta per bulan.
Wakil Kepala Sekolah Bidang Sarana dan Prasarana SMPN 1 Ngamprah, Aam M Jamhur menjelaskan, uang kompensasi yang didapat dari pihak kontraktor pengerjaan trayek KCJB itu digunakan untuk membeli berbagai kebutuhan para siswa seperti susu dan makanan ringan hingga suplemen.
"Iya kompensasi, kan dampaknya terutama debu itu sangat dirasakan siswa. Uang itu dibelikan kaya susu, suplemen, makanan ringan per bulan sampe beres proyek," jelasnya saat ditemui di SMPN 1 Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat, Selasa (26/11/2019).
Selain itu, uang kompensasi, pihaknya juga mendapatkan masker untuk menjaga siswa dari gangguan debu proyek. Sebab dikhawatirkan debu itu bisa membuat siswa terkena gangguang Inpeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA).
Hanya saja, masker yang didapat dari pihak kontraktor proyek hanya seminggu sekali. Apalagi masker yang didapat itu hanya untuk sekali pakai. "Kalau masker yang tahan lama itu lebih baik. Ini yang biasa, terus dikasihnya seminggu sekali," katanya.
Dalam beberapa bulan ke depan, proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di SMPN 1 Ngamprah bakal terganggu dengan suara-suara gaduh dari aktifitas pembangun proyek milik PT Kereta Cepat Indonesia-China (PT KCIC) itu.
"Iya mau bagaimana lagi. Pindah sekolah juga kan lahannya gak ada," ujar Aam. Dampak terbesar yang dialami SMPN 1 Ngamprah sendiri adalah dibongkarnya 5 ruang kelas untuk kebutuhan trase KCJB. Untuk sementara, belajar siswa pun terpkasa dibagi menjadi dua sesi.