Limawaktu.id - Memasuki musim peralihan musim atau disebut pancaroba, masyarakat harus ekstra lebih waspada dalam menjaga kondisi kesehatan. Salah satunya mewaspadai serangan Demam Berdarah Dangue (DBD). Sebab, tren penyakit yang disebabkan nyamuk aedes aegypty itu biasanya meningkat saat musim pancaroba.
Kepala Seksi Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit Menular Romi Abdurakhman, melalui staffnya Eka Febriana mengatakan, peningkatan kasus DBD itu disebabkan banyaknya genangan air yang tidak terperhatikan oleh warga sehingga munculnya populasi nyamuk. "Mau musim hujan banyak genangan air, di situ banyak nyamuk baru dan populasi nyamuk meningkat," katanya saat ditemui di Pemkot Cimahi, Jalan Rd. Hardjakusumah, Senin (21/10/2019).
Meningkatnya kasus DBD itu terlihat dari pengalaman musim pancaroba tahun lalu. Dimana pada akhir tahun kasusnya mulai meningkat. Puncaknya terjadi pada awal tahun 2019 atau saat musim hujan. Total kasus DBD Januari lalu mencapai 349 kasus. "Awal tahun ini (2019) kasusnya memang meningkat," katanya.
Untuk mencegah peningkatan kasus DBD, lanjutnya, pihaknya mulai melakukan persiapan. Seperti terus menggalakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN). "Kalau pencegahan pasti dilakukan sebelum penularan. Dari mulai sekarang digiatkan lagi PSN," ujarnya.
Pihaknya sudah memiliki konsep baru dalam melakukan PSN, yakni dengan dengan membentuk kader Juru Pemantau Jentik (Jumantik) di setiap rumah. Kadernya tentu saja salah satu anggota keluarga di setiap rumah.
"Strateginya kita minta tolong ke Puskesmas buat percontohan. Setiap kelurahan satu RW dulu jadi percontohan. Nanti kita evaluasi," katanya. Jika ditemukan kasus DBD, pihaknya juga menyiagakan fogging untuk memberantas pupulasi nyamuk penyebab DBD.