Limawaktu.id, Jakarta – Penurunan tanah terus terjadi di Jakarta, terutama di wilayah pesisir. Di Muara Baru, tanggul sepanjang 2,3 km dengan tinggi 4,8 meter dari permukaan laut menjadi penyelamat bagi lebih dari 20 ribu kepala keluarga. Meski tanah di daerah ini mengalami penurunan hingga 10 cm per tahun, upaya kolaboratif antara pemerintah pusat, daerah, dan pihak swasta terus dilakukan untuk melindungi Jakarta.
“Langkah-langkah ini termasuk menambah pasokan air dari Jatiluhur, Jabar dan Karian, Banten; pembangunan jaringan pipa air; memastikan ketersediaan air bersih; dan mengurangi pengambilan air tanah,” ungkap Menteri Koordinator (Menko) Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), di Jakarta, Selasa, 5 November 2024.
AHY menyaksikan langsung dampak penurunan tanah yang memengaruhi rumah-rumah warga. Infrastruktur seperti tanggul ini menjadi tameng penting yang tidak hanya melindungi wilayah pesisir Jakarta, tetapi juga menjaga keberlangsungan hidup dan perekonomian masyarakat.
“ Kerja sama seluruh stakeholders lintas sektor, baik antara pemerintah pusat, Pemprov DKI Jakarta, dan pihak swasta sangat krusial untuk menghadirkan solusi terintegrasi guna mengatasi banjir dan dampak ekonominya,” katanya.
Bersama dengan Menteri PU, Ddody Hanggodo dan Wamen PU Diana Kusumastuti, serta jajaran terkait, kami meninjau tanggul dan kolam retensi di Kalibaru; Stasiun Pompa Ancol Sentiong, pompa terbesar dan krusial dengan kapasitas hingga 10 meter kubik air per detik untuk menghadapi banjir rob, yang mampu melindungi tujuh kecamatan di wilayah pantai utara Jakarta yang terdampak termasuk Ancol.
“Tugas kami di Kemenko Infrastruktur adalah memastikan sinergi dan kolaborasi seluruh pihak berjalan optimal. Ini bukan tugas satu entitas saja, tapi tanggung jawab bersama. Dengan langkah-langkah integratif ini, kami harap masa depan Jakarta lebih aman dari ancaman banjir, lingkungan lebih sehat, dan memiliki nilai ekonomi yang semakin baik,” pungkasnya.