Limawaktu.id, Kota Cimahi - Pengangguran masih jadi salah satu tantangan yang dihadapi di Kota Cimahi. Hal tersebut menjadi perhatian tersendiri dari Pasangan Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Nomor urut 2 Ngatiyana-Adhitia Yudisthira.
“ Saya dan Pak Ngatiyana ingin hadir dengan solusi nyata melalui program 10.000 SDM Siap Kerja,” terang Calon Wakil Wali Kota Cimahi Adhitia Yudisthira, Jum’at, 8 November 2024.
Menurutnya, dia dan Ngatiyana berkomitmen untuk membantu 10.000 warga Cimahi mendapatkan keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan industri, serta menghubungkan mereka dengan peluang kerja, baik di dalam maupun luar negeri. Semoga dengan berkurangnya pengangguran, kesejahteraan kita semua pun bisa meningkat.
“10.000 SDM Siap kerja bukannya 10.000 lapangan kerja selama lima tahun,” ungkap Adhitia saat menggelar blusukan mengisi masa kampanye Pasangan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Cimahi.
Menurut dia, fenoman yang terjadi saat ini di Cimahi, ada lebih dari 300 industri di Kota Cimahi, namun yang mengisi lowongan pekerjaan justru dari luar Kota Cimahi. Ketika kita sudah menyiapkan warganya memiliki keterampilan yang cukup, maka mereka akan menjadi tenaga kerja yang siap untuk bekerja.
“ Menjadi pemimpin adalah amanah besar, dan saya berkomitmen untuk menjalankannya dengan jujur dan bersih. Tidak ada tempat untuk korupsi hanya kerja tulus demi Cimahi yang lebih baik,” katanya.
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Kota Cimahi yang terdata Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2023 mengalami penurunan dibandingkan dua tahun sebelumnya. Tahun 2021, TPT di Kota Cimahi sebesar 13.07%, tahun 2022 sebesar 10.77% dan tahun 2023 turun jadi 10,52%.
Meski ada penurunan, namun TPT di Kota Cimahi malah menempati urutan pertama di Jawa Barat.U ntuk tahun 2023 angka pengangguran terbuka di Kota Cimahi 10,52 persen atau 33.192 orang angka ini menjadi yang tertinggi di Jawa Barat.
Ada beberapa faktor yang membuat angka pengangguran di Kota Cimahi masih ada di Kota Cimahi diantaranya jumlah tenaga kerja tidak sebanding dengan lapangan pekerjaan, serta kurangnya keterampilan yang dimiliki ketiga kemajuan teknologi yang menggantikan tenaga kerja manusia.
Kemudian penyebab lainnya karena resesi ekonomi global yang berdampak terhadap perusahaan di Kota Cimahi yang didominasi garmen dan tekstil. Kondisi tersebut sangat berpengaruh terhadap produktivitas perusahaan yang mengalami kekurangan order.
Lalu ada penyebab lainnya yang membuat angka pengangguran di Kota Cimahi tinggi. Berdasarkan hasil analisis Disnaker Kota Cimahi bersama akademisi adanya kesenjangan antara jurusan di sekolah kejuruan dengan industri yang ada di Kota Cimahi.
Di Kota Cimahi ada 24 SMK. rinciannya 22 SMK mayoritas berhubungan dan Informasi dan Teknolgi (IT) dan sisanya adalah tata boga serta tata busana. Kondisi itu kurang selaras dengan industri di Kota Cimahi yang bergerak di bidang garmen dan tekstil.