Limawaktu.id - PT Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC) mempekerjakan sekitar 320 warga Kabupaten Bandung Barat (KBB).
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) KBB, Iing Solihin mengatakan, para pekerja lokal yang bekerja di proyek KCIC itu berasal dari berbagai tingkatan pendidikan dan bekerja di berbagai bidang pekerjaan di sejumlah titik lokasi pengerjaan KA Cepat Jakarta-Bandung yang berada di wilayah KBB.
"Berdasarkan data yang tercatat di kami sejak periode 25 Desember 2018 hingga 25 Januari 2019, total ada 320 tenaga kerja lokal asal KBB yang terlibat dalam proyek itu (KA cepat)," bebernya, Selasa (12/3/2019).
Iing menyebutkan mereka terdiri dari lulusan SMP, SMK/SMA, dan ada juga yang sarjana (S1). Bidang pekerjaannya memang lebih didominasi pekerja lapangan (buruh kasar) sekitar 90-95%, sementara sisanya ada yang pekerja administrasi dan juga juru bicara/penerjemah. Jumlah itu bisa kemungkinan saat ini terus bertambah, mengingat proyek KCIC baru mengerjakan tahap awal.
Berdasarkan rincian, tenaga kerja lokal asal KBB terlibat di tujuh titik pengerjaan. Yakni di batching plant/head office 149 pekerja, Inlet Tunnel 6 ada 15, Outlet Tunnel 6 ada 31, Inlet Tunnel 7 ada 19, Outlet Tunnel 6 ada 59, Tunnel 8 ada 45, dan Tunnel 11 ada 2 pekerja. Lokasi pekerjaan itu ada di Desa Puteran, Rende, Walini, Kecamatan Cikalongwetan, Desa Palengseran, dan sebagian Cibeber, Kota Cimahi.
"Keterlibatan masyarakat lokal di proyek KCIC ini mampu mengurangi pengangguran. Semoga ke depan pengangguran di KBB bisa terus dikurangi dengan banyaknya program strategis nasional di KBB yang penyerapan pekerjanya sangat besar," tuturnya.
Untuk upah para pekerja yang terlibat di KCIC, Iing menyebutkan sesuai dengan standar Upah Minimum Kabupaten (UMK) Bandung Barat 2019. Selain itu mereka mendapatkan pula perhatian dengan dimasukan ke BPJS ketenagakerjaan.
"Kita terus melakukan monitoring di lapangan agar mereka bekerja sesuai dengan tugasnya, sedangkan untuk pengawasan dilakukan pihak provinsi," tandasnya.