Sabtu, 19 Januari 2019 11:52

35 Ton Limbah Tinja Masuk ke Sungai

Penulis : Fery Bangkit 
ilustrasi
ilustrasi [Net]

Limawaktu.id - limbah domestik dianggap menjadi masalah utama dalam penuntasan Sungai Citarum melalui program Citarum Harum. Pembuangan limbah domestik ke aliran sungai menjadi masalah yang paling sulit untuk diatasi.
 
"(Permasalahan yang paling sulit) jelas limbah domestik. Bekas cucian sabun yang dibuang ke sungai. Jelas, kotoran tinja yang dibuang ke sungai," kata Komandan Sektor 22 Citarum Harum Kolonel Asep Rahman Taufik, Sabtu (19/1/2019).

Menurut dia, di Sektor 22 Citarum Harum yang meliputi Bandung Barat (Lembang), Kabupaten Bandung (Cimenyan), dan sebagian wilayah Kota Bandung terdapat tujuh permasalahan pencemaran sungai. Jika dibiarkan, kata dia, maka dapat menjadi bencana dalam waktu mendatang.

"Yang pertama tentunya perilaku masyarakat terkait perubahan paradigma mengenai lingkungan yang masih kurang. Permasalahan berikutnya, lahan kritis yang perlu segera ditindaklanjuti dengan penanaman pohon. Lahan kritis itu ada 1.900 hektare yang terhampar di Kecamatan Cimenyan," katanya.

Permasalahan berikutnya, lanjut dia, yaitu limbah kotoran sapi, sampah, maupun limbah industri yang dibuang ke aliran sungai. Berbagai permasalahan tersebut, terang dia, akhirnya mencemari 8 anak sungai, 46 cucu sungai, dan 102 cicit sungai yang mengalir ke Citarum.

Terkait dengan permasalahan limbah domestik, dia mengaku belum melakukan survei untuk wilayah Lembang dan Cimenyan. Akan tetapi, di Kota Bandung terdapat hasil survei yang menyebutkan bahwa sekitar 26.000 kepala keluarga belum memiliki septic tank. Akibatnya, diperkirakan sekitar 35 ton tinja manusia terbuang ke sungai. 

"Di Lembang dan Cimenyan, saya belum melakukan survei, tapi kondisinya masih sama, bahwa warga masih membuang limbah domestik ke sungai. Itu sangat berbahaya apabila tidak ditangani," ujarnya.

Baca Lainnya