Limawaktu.id,- Kesadaran masyarakat di kawasan karst Citatah, Kabupaten Bandung Barat untuk menghentikan aktifitas menambangnya sudah mulai terlihat sejak beberapa tahun terakhir.
Peralihan mulai terlihat sejak disulapnya sejumlah kawasan menjadi destinasi wisata yang cukup menarik. Salah satunya wisata Stone Garden yang terletak Desa Gunung Masigit Kecamatan Padalarang Kabupaten Bandung Barat.
Kelompok Masyarakat Geografi Indonesia, T Bachtiar mengatakan, pengalihan pekerjaan warga ke sektor pariwisata wajar terjadi di kawasan karst Citatah atau Rajamandala. Apalagi, promosi wisata bisa dilakukan melalui komunitas-komunitas.
"Dengan kondisi yang ada, kita bisa berbuat apa? Mempermasalahkan perusahaan tambang, sekarang itu sangat pendek waktunya dan cukup riskan. Padahal, dari Situ Ciburuy bahkan sampai Cianjur banyak tempat-tempat yang indah dan berpotensi jadi tempat wisata," tuturnya, Sabtu (10/3/2018).
Menurutnya, pariwisata alam bisa dikonsentrasikan dulu di sekitar karst Citatah, yang dinilai memiliki bentukan batu kapur yang bagus.
"Bisa dibuat trek, misalnya, untuk dibuat tur wisata. Setelah Goa Pawon dan Stone Garden, biar konsentrasi wisatawan terpecahkan tidak hanya pada satu titik. Gunung Masigit perlu dijajaki kemungkinannya," terangnya.
Menurut Bachtiar, alam bukan hanya sekedar tempat refreshing saja, melainkan bisa dijadikan tempat edukasi bagi para pengunjung.
"Karst Citatah itu pada dasarnya untuk belajar. Uang itu dampak setelah warga menjadikan kawasan tersebut dipakai untuk belajar. Kalau orang bayar karcis, itu sebetulnya dampak saja," bebernya.
Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Pasir Pawon, Sukmayadi, menuturkan sejak kawasan wisata Stone Garden dijadikan tempat wisata pada September 2014, hingga kini kunjungan wisatawan terus meningkat.
Dengan demikian, warga di RW 9 Kampung Girimulya banyak yang terlibat langsung dalam pengelolaan wisata tersebut.
"Di daerah sini sebetulnya penambang asli sudah tidak ada, karena sudah tidak boleh. Jadinya hampir semua warga beralih mengelola wisata Stone Garden. Warga yang terlibat mengurus dan mengelola Stone Garden tidak tentu jumlahnya. Waktu libur Lebaran, misalnya, hampir seluruh warga di satu RW ikut," kata dia.
Sukmayadi memaparkan pada hari biasa kawasan wisata Stone Garden dikunjungi sekitar 400 orang, sedangkan pada akhir pekan mencapai 1.200 orang.
"Paling banyak pernah sampai 1.500 pengunjung. Kalau ramai, warga jadi tertarik mencari uang di sini," ucapnya.
Walaupun jumlah pengunjungnya fluktuatif, menurut Sukmayadi pemberdayaan masyarakat yang terlibat dalam kegiatan usaha di Stone Garden bisa mencapai 90 orang. Petugas parkir sekitar 30 orang, kebersihan 10 orang, dan ada yang mengurus 28 warung, serta sisanya dibagian kesekretariatan.