Limawaktu.id,- Ada kegelisahan yang diungkapkan musisi asal Bandung ganjar noor tentang kota yang menjadi tempat tinggalnya. Betapa tidak, Bandung yang dulu asri, hijau penuh bunga dengan julukan Paris Van Java nya ini sudah berubah menjadi sebuah kota metropolitan yang akrab dengan fenomena sosial, sebut saja tentang kemacetan, berubah fungsinya taman menjadi mal, pencemaran air sungai dan sebagainya.
“Ditengah hiruk pikuk Pilkada yang sedang berlangsung saat ini saya menyampaikan soal apa yang terjadi dengan Kota Bandung,” ungkap musisi sekaligus penulis ini kepada Limawaktu.id, disela helatan Siapapun Bisa Menjadi Bintang, di Kelurahan Sukaraja Kecamatan Cicendo Kota Bandung, akhir pekan kemarin.
Menurut dia, fenomena yang terekamnya itu sengaja dibuat dalam sebuah karya lagu berjudul ‘Bandung’, dengan maksud mengingatkan kepada para calon wali kota dan para pemilih tentang kondisi yang ada di Kota Bandung saat ini.
Dikatakan Ganjar, meskipun dalam lagunya tak mengulas soal solusi yang ditawarkan, setidaknya dirinya berusaha mengingatkan siapapun calon yang akan meimpin Kota Bandung lima tahun kedepan.
“Saya sekedar mengingatkan saja akan apa yang terjadi dengan Bandung, lagunya sekarang sedang masa promosi,” jelasnya.
Musisi alumni Unpad ini sudah menghasilkan lebih dari 100 lagu yang bertemakan tentang tuhan, cinta dan fenomena sosial disekelilingnya.
“Lagu saya ada yang bertemakan tentang tuhan, tentang perjalanan cinta saya, perjalanan cinta sahabat saya maupun fenomena yang saya rekam disekeliling saya, ini sangat menarik untuk diangkat dalam sebuah lagu,” sebutnya.
