Limawaktu.id- Ketua Komunitas Tjimahi Heritage, Mahmud Mubarok menilai, adanya Festival Gajah di Kota Cimahi seperti membangkitkan sejarah tahun 1970-an. Oleh sebab itu, ia sangat mengapresiasi Festival Gajah yang digelar Kelurahan Leuwigajah Kecamatan Cimahi Selatan pada Sabtu pekan lalu.
"Bagus, salut. Mungkin sudah lama juga di masyarakat Cimahi tidak ada karnaval," kata Ketua Komunitas Tjimahi Heritage, Mahmud Mubarok saat dihubungi via pesan singkat, Senin (26/8/2019).
Menurutnya, tahun 1970 sampai tahun 1980 semarak karnaval atau festival selalu terjadi di Cimahi. Dimana setiap kampung
kampung mengirimkan rombongan karnaval sesuai ciri khas wilayahnya masing-masing. Biasanya karya seni itu diarak menuju ke Lapangan Sriwijaya.
Bahkan menurut cerita orang tua zaman dulu, terang Mahmud, sekitar tahun 1950-an itu ada sebuah atraksi kuda kosong yang dihias san dibiarkan tanpa penumpang. "Tapi si kuda terlihat kecapean, karena katanya ditunggangi oleh karuhun Cimahi," terangnya.
Namun, lanjut Mahmud, festival atau karnaval yang selalu tersaji saat moment Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan RI mulai redup sekitar tahun 1990-an. Menurutnya, hal itu disebabkan hilangnya motor penggerak kegiatan karnaval. "Iya gak ada motornya, akhirnya hilang.
Kalo tidak salah ingat tahun 90 sudah tidak ada karnaval lagi," ujarnya.
Ia berharap geliat karnaval ke depannya ada di setiap daerah di Kota Cimahi. Sebab, tegas dia, kegiatan karnaval yang mengupas tentang kebudayaan akan menjadi sumber informasi dan hiburan bagi masyarakat Kota Cimahi.
"Kami berharap setiap daerah bisa menggelar kegiatan-kegiatan budaya yang mengangkat kembali sejarah daerah masing-masing. Masih banyak warga Cimahi tak mengenal sejarah kotanya," pungkas Mahmud.
Sebelumnya, tepatnya pada Sabtu (24/8/2019), sekitar 2.500 warga Kelurahan Leuwigajah tumpah ruah memeriahkan Festival Gajah yang dilaksanakan di Lapangan Poral. Mereka membawa tangan kosong, sebab ada puluhan jampana atau tandu yang berisi hasil bumi dan disertai replika berbagai macam gajah.
Kreasi gajah yang dibuat oleh warga pun beragam. Ada yang membuat kepala gajah mamoth, gajah pelangi hingga gajah bersayap seperti dalam kisah dongeng. Sesuai nama acaranya, yakni Festival Gajah. Warga yang mengarak jampana tersebut pun beratributkan gajah, tentunya dengan corak yang berwarna-warni.