Penulis: Dikutip dari 'Jangan Bakar Taman Surgamu' KH. Jalaluddin Rakhmat
Suatu hari, Rasulullah Saw sedang duduk-duduk di masjid. Tiba-tiba datanglah Malaikat Jibril dan berkata, "Salam bagimu, ya Rasul Allah. Angkatlah kakimu yang mulia untuk berangkat bersamaku ke pekuburan."
Rasulullah Saw bersama para sahabatnya berangkat mengarahkan wajah-wajah mereka ke pekuburan. Ketika sampai di pekuburan, Nabi Saw mendengar suara orang yang merintih menjetit-jerit meminta pertolongan. Nabi bertanya, " Wahai penghuni kubur, beritahukan kepadaku apa yang menyebabkanmu mendapatkan azab kubur ?"
"Wahai pemberi syafaat bagi para pendosa, kemurkaan ibuku menyebabkan aku menderita di kuburku. Aku pernah menyakitinya dalam hidupku. Lindungilah aku ! Lindungilah aku !"
Kemudian Nabi mengumpulkan orang banyak. Di antara mereka yang hadir, ada seorang perempuan tua yang tubuhnya bungkuk dan bersandar pada tongkatnya. Ia baru saja datang dan berdiri di dekat Nabi. Ia mengucapkan salam dan menanyakan kabar kepada Nabi. Beliau bertanya:
"Nenek, apakah yang berada di dalam kuburan ini anakmu?"
"Benar, ya Rasul Allah !"
"Sungguh anakmu sekarang berada di tengah-tengah cobaan dan azab. Maafkan kesalahan dia dan berikan ridhamu kepadanya."
"Ya, Rasul Allah, aku tidak akan memaafkannya dan tidak akan meridhainya selama-lamanya."
"Mengapa ?"
"Aku besarkan dia dengan air susuku, aku besarkan dia dalam pemeliharaanku, aku tahan segala derita demi kebahagiaannya. Tapi setelah besar dan kuat tubuhnya, ia bukannya berbuat baik padaku, namun ia malah bersenang-senang dengan menyakiti dan menyiksaku."
"Kasihanilah dia, sayangi dia, supaya ia selamat dari azabnya."
Nabi Saw, yang remuk redam hatinya menyaksikan apa yang diderita umatnya, mengangkat tangan dan berdoa, "Ya Allah, demi hak lima orang Ahlul Kisa, perdengarkan kepada ibunya jeritan permintaan tolong anaknya. Mudah-mudahan dengan itu luluhlah hatinya, sehingga muncul lagi rasa sayangnya dan ia mau mengampuninya."
Nabi Saw memerintahkan nenek itu untuk meletakkan telinganya di atas pusara. Ia sekarang mendengar jeritan kesakitan dan permintaan tolong anaknya. Ia pun tidak mampu menahan tangisannya.
Ibu dari penghuni kubur itu berkata, "Ya Sayyidal Mursalin, wahai pemberi syafaat bagi pendosa, anakku meminta tolong dan menjerit, 'Di atasku api, di bawahku api, di kananku api, di kiriku api. Aku berada di tengah-tengah api. Lindungi aku ! Lindungi aku ! Lindungi aku ! Ibu, maafkan aku, ampuni aku, karena aku terus-menerus dalam siksaan ini sampai hari kiamat. Aku bakal kekal di neraka Jahanam. '."
Mendengar jeritan itu, luluhlah hati sang ibu. Ia bergumam lembut, " Tuhanku, sudah kumaafkan kekurangan perkhidmatan dia kepadaku." Lalu Allah turunkan selimut kasihNya dan memaafkan dosa anak itu.
Dari alam kubur, berserulah sang anak, "Ibu yang baik, semoga Allah memgampunimu, sebagaimana engkau mengampuniku."