Penulis: Ardi Yazdy, Aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Bandung
Beberapa tahun kebelakang, lama saya mencari buku George Jordac yang berjudul khalifah Terakhir. Judul asli buku tersebut adalah Suara keadilan. George Jordac adalah penulisnya. George Jordac merupakan seorang Kristen Lebanon sekaligus seorang romo, satrawan, pemikir dan penulis produktif pada zamannya.
Sebelumnya tidak pernah saya membaca buku yang begitu manis dan indah yang di tulis oleh seorang non-Muslim berkenaan dengan sosok pemimpin kaum Muslimin, imam ali bin Abi Thalib. Menurut George Jordac, Imam Ali bukan hanya manusia Islami, namun juga manusia Insani. Di Suara Keadilan, George Jordac lebih spesifik membahas tentang keluhuran pribadi, politik dan ekonomi yang di tegakkan oleh Imam Ali dalam sepanjang hidupnya.
Pada setiap zaman, kita akan melihat bahwa selalu saja ada segelintir orang yang berusaha menipu masyarakat dengan cara menyebarkan hal-hal yang tidak logis dengan tujuan mengumpulkan kekayaan bagi kelompoknya sendiri. Menurut George Jordac, Imam Ali adalah tokoh penting yang membumi hanguskan ribuan takhayul dan gagasan-gagasan berlebihan yang tidak masuk akal. Imam Ali memperlihatkan ralitas lebih dari seribu tahun yang lalu. Kata Imam Ali,
"Jika seseorang mati kelaparan maka penyebabnya adalah si perampas hak."
Imam Ali juga berkata,
"Saya tidak pernah melihat satu pun karunia yang sempurna bebas dari pelanggaran hak."
Dalam pandangan George Jordac, Imam Ali adalah manusia terdepan yang menentang para bangsawan, pejabat korup, pencari keuntungan yang berlebihan dan orang-orang yang egois. Imam Ali melawan pemikiran kasar dan sesat atas orang-orang tertindas dan lemah, seraya Imam Ali berkata,
"Demi Allah, saya mengetahui hak orang tertindas dari si penindas, dan saya akan menghadapkan dia (si penindas) pada timbangan kebenaran dengan menyodorkan sesuatu di hadapan hidungnya meskipun dia tidak menyukainya."
Imam Ali juga berkata,
"Si tertindas dan tak berdaya adalah orang-orang yang mulia dan si penindas adalah orang hina dan rendah."
Dalam mengomentarinya, George Jordac berkata,
"Dengan melihat ungkapan beliau kepada orang-orang sezamannya, kita mengetahui bahwa Imam Ali betul-betul mengetahui jiwa mereka (manusia)."
Dalam pandangan George Jordac, kualitas intelektual dan spiritual Imam Ali sangat memungkinkan menyadari fakta ini. Imam Ali percaya dengan sepenuh hatinya bahwa segala sesuatu yang berasaskan kebenaran pasti tidak akan goyah. Kata George Jordac,
"Sungguh Imam Ali teladan bagi ketabahan. Dia selalu sukses ketika menang perang maupun sedang kalah. Dalam arena politik dia tak pernah memikirkan menang atau kalah, sebab dia tahu bahwa kebenaran bersamanya, dan dia menjadi standar yang membedakan antara kebenaran dan kebatilan."
Mengenai pribadi Imam Ali, George Jordac berkata,
"Pribadi agung ini (Imam Ali) terlalu mulia bila disejajarkan dengan orang seperti kita. Pengetahuannya begitu mendalam jika dibandingkan dengan manusia biasa. Bila Anda mendengar dengan hati, maka Anda akan terbawa oleh kisah para syahid yang darahnya melumuri batas langit. Seandainya Anda melihat ufuk langit, maka Anda akan melihat dua warna merah, merah alami dan merah darah para syuhada pejuang kebenaran dan keadilan."
Buku Suara Keadilan (Khalifah Terakhir) tersebut, hemat saya, telah menunjukkan dan mengajarkan kepada kita bagaimana sosok Imam Ali saat beliau berinteraksi sehari-hari dengan masyarakat. Lebih dari itu, Imam Ali memperingatkan kepada kita untuk melihat kebenaran, menegakkan keadilan dan ekonomi yang merata bagi kesejahteraan masyarakat, tanpa pandang bulu.
Saat ditanya perbuatan apa yang termulia? Imam Ali menjawab tegas,
"Perbuatan yang paling mulia adalah berusaha menciptakan kesejahteraan dunia."
Sementara berkenaan hubungan antara penguasa dan warganya, di mata Amirul Mukminin cinta, kebahagiaan dan ketulusan warga negara merupakan satu-satunya sumber kesejahteraan masyarakat dan kebaikan kondisi penguasa. Tidak seperti Machiavellian, yang mendasarkan penguasa harus ditakuti oleh warganya. Imam Ali berkata,
"Sumber kepuasan dan kesenangan hati bagi seorang penguasa yaitu bila keadilan dapat ditegakkan dan cinta rakyat kepada meraka akan tertanam. Rakyat tidak akan mencintai penguasa bila hatinya sakit, dan pengabdiannya tidak dapat diandalkan bila mereka tidak mau membela penguasanya dan terus berpikir bahwa penguasa membebani mereka. Dan lambat laun penguasa seperti itu akan jatuh."
Di buku tersebut, George Jordac dengan indahnya melukiskan penguasa yang baik dan penguasa yang bobrok moralitasnya. Sebagaimana yang dikatakan Imam Ali, George Jordac juga berpendapat bahwa ketika penguasa berbuat dzalim terhadap warganya, maka lambat laun warganya akan memberontak, dan runtuhlah si penguasa.
Dari itu, tidak heran jika buku Suara Keadilan karya George Jordac tersebut pernah dilarang di Negeri Iran pada zaman Reza Pahlevi. Reza Pahlevi gemetaran dengan hadirnya buku tersebut. Reza Pahlevi cemas kerajaannya akan runtuh, dan memang terbukti telah runtuh.
Meski sebagai seorang Kristen, karena mempelajari banyak tentang kehidupan Imam Ali, di masa tuanya George Jordac berkata,
“Saya adalah pecinta ideologi dan ajaran kemanusiaan Imam Ali, dan patut saya katakan, dengan pandangan dan keyakinan saya ini, maka saya menganggap diri saya adalah bagian dari Imam Ali."
Selamat dan berbahagialah atas kelahiran Imam Ali. Mudah-mudahan kita senantiasa berupaya untuk menjadi pengikut setia beliau.