Minggu, 24 April 2022 17:05

Keagungan 10 Hari Terakhir BulanRamadhan (Bagian 3)

Penulis : Iman Nurdin
Keagungan 10 Hari Terakhir Ramadhan
Keagungan 10 Hari Terakhir Ramadhan [Ilustrasi]

Limawaktu.id,- Keutamaan malam Lailatul qadar ini sangatlah agung. Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam  bersabda,

مَن  يَقُمْ  ليلةَ  القَدْرِ إيمانًا  واحتسابًا، غُفِرَ له ما تَقدَّمَ من ذَنبِه

“Barangsiapa berdiri salat dalam bulan Ramadhan karena didorong keimanan dan keinginan memperoleh keridaan Allah, maka diampunkanlah untuknya dosa-dosanya yang terdahulu.” (HR. Bukhari no. 35 dan Muslim no. 760).

Oleh karenanya, jika kita mendapatkan malam lailatul qadar ini, Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam menganjurkan umatnya untuk membaca do'a, “Allahumma Innaka Afuwwun Tuhibbul Afwa Fa’fu Anni”. Berdasarkan hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam:

وَعَنْ عَائِشَة قَالَتْ : قُلْتُ : يا رَسُولَ اللَّهِ أَرَأَيْتَ إِن عَلِمْتُ أَيَّ لَيْلَةٍ لَيْلَةُ القَدْرِ ما أَقُولُ فيها ؟ قَالَ : « قُولي : اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ العفْوَ فاعْفُ عنِّي ».

“Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata, ‘Aku bertanya, ‘Ya Rasulullah jika aku mengetahui bahwa malam itu adalah lailatul qadar, apa yang harus aku ucapkan waktu itu?’ Rasulullah bersabda, “Ucapkanlah: (yang artinya) Ya Allah, sesungguhnya Engkau adalah Maha Pengampun, gemar memberikan pengampunan, maka ampunilah saya.” (HR. Tirmidzi no. 3513, Nasa’i di dalam As-Sunan Al-Kubraa no. 7712 dan Ibnu Majah no. 3850 dengan sedikit perbedaan).

Agungnya 10 (sepuluh) malam terakhir dan malam lailatul qadar inilah yang menjadi motivasi dan sebab disyariatkannya i'tikaf. Yaitu niat berdiam diri di dalam masjid untuk beribadah kepada Allah Swt. yang dilakukan oleh orang tertentu dengan tata cara tertentu. Aisyah radhiyallahu ‘anha menceritakan,

أَنَّ النَّبِىَّ – صلى الله عليه وسلم – كَانَ يَعْتَكِفُ الْعَشْرَ الأَوَاخِرَ مِنْ رَمَضَانَ حَتَّى تَوَفَّاهُ اللَّهُ ، ثُمَّ اعْتَكَفَ أَزْوَاجُهُ مِنْ بَعْدِهِ

“Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam beriktikaf di sepuluh hari terakhir bulan Ramadan hingga beliau wafat, kemudian para istri beliau ber-i'tikaf sepeninggal beliau.” (HR. Bukhari no. 2026 dan Muslim no. 1172).

Apa keutamaannya?

Saat seorang Muslim menjalankan sunah i'tikaf di sepuluh malam terakhir bulan Ramadan ini, maka ia berpeluang besar mendapatkan malam lailatul qadar sedang ia dalam kondisi siaga.

I'tikaf juga akan memudahkan pelakunya di dalam mengerjakan ketaatan dan meninggalkan kemaksiatan. Sehingga insya-Allah ia tercatat sebagai salah satu hamba yang beruntung, hamba yang diberi keluasan ampunan oleh Allah subhanahu wa ta’ala karena konsistennya di dalam beramal hingga akhir Ramadan. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

رغِمَ أَنفُ رجلٍ ذُكِرتُ عندَهُ فلم يصلِّ عليَّ ، ورَغِمَ أنفُ رجلٍ دخلَ علَيهِ رمضانُ ثمَّ انسلخَ قبلَ أن يُغفَرَ لَهُ ، ورغمَ أنفُ رجلٍ أدرَكَ عندَهُ أبواهُ الكبرَ فلم يُدْخِلاهُ الجنَّةَ.

“Celakalah seseorang, aku disebut-sebut di depannya dan ia tidak mengucapkan selawat kepadaku. Dan celakalah seseorang, (karena) bulan Ramadhan menemuinya kemudian ia keluar sebelum ia mendapatkan ampunan. Dan celakalah seseorang yang kedua orang tuanya berusia lanjut, namun kedua orang tuanya tidak dapat memasukkannya ke dalam surga (karena kebaktiannya).” (HR. Tirmidzi no. 3545, hadits hasan shahih).

Ketahuilah wahai sahabatku, sepuluh malam terakhir merupakan penutup bulan Ramadan. sedangkan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda,

إنما الأعمال بالخواتيم

“Sesungguhnya amalan-amalan (seorang hamba) itu tergantung pada amalan-amalan penutupnya.” (HR. Ahmad (37: 488) dan Imam Ath-Thabrani di dalam Al-Kabiir (6: 143).

Jangan sampai di penghujung Ramadan nanti, setelah semua ibadah yang kita kerahkan, baik rajinnya kita menghadiri salat tarawih di awal-awal bulan, rajinnya kita tadarus Al-Qur’an, dan berbagai macam ibadah-ibadah lainnya, menjadi sia-sia hanya karena di akhir bulan ini kita menjadi bermalas-malasan, hilang semangat dan teralihkan dengan perkara dunia yang tidak bermanfaat. Sehingga tidak dapat menutup bulan Ramadan ini dengan sebaik-baiknya.

Semoga Allah Ta’ala menjauhkan kita dari perkara-perkara yang dapat melalaikan dan menyibukkan kita dari melakukan ketaatan di sisa-sisa bulan Ramadan ini.

Semoga Allah Ta’ala menjadikan kita salah satu hambanya yang berhasil mencapai garis akhir Ramadan ini dengan prestasi yang membanggakan. Yaitu mendapatkan ampunan-Nya yang sangatlah luas.

Wallahu a'lam bishawab

Baca Lainnya