Senin, 8 April 2019 12:27

Pemilu 2019, Mahasiswa Ramai-ramai Nyoblos di Bandung

Penulis : Bubun Munawar
Ketua KPU Kota Bandung, Suharti
Ketua KPU Kota Bandung, Suharti [humas bandung]

Limawaktu.id - Kota Bandung menjadi tujuan para mahasiswa yang mengenyam pendidikannya dalam pelaksanaan pencoblosan saat Pemilu 17 April mendatang. Buktinya hingga pertengahan Maret 2019, tercatat 15.731 orang yang mengajukan Formulir A5 (pindah memilih) untuk mencoblos di Kota Bandung pada Pemilu 2019 ini. 

Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Bandung Suharti mengungkapkan, pindahnya para pemilih dari daerah lain ke Kota Bandung menambah jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) Kota Bandung menjadi 1.739.297 pemilih.

Dikatakan dia, KPU harus berkoordinasi dengan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) setiap perguruan tinggi agar para pemilih mahasiswa bisa disebar Tempat Pemungutan Suara (TPS)-nya di berbagai wilayah.

"Agar tidak numpuk di satu kecamatan, kita sebar ke 15 kecamatan di Kota Bandung," katanya, belum lama ini. 

Jumlah pemilih dengan Formulir A5 itu kemungkinan masih bertambah seiring dengan diperpanjangnya masa pengajuan formulir hingga H-7 pencoblosan, yaitu pada 10 April 2019. KPU pusat menyatakan ada 4 golongan yang boleh mengajukan Formulir A5 sampai waktu tersebut.

"Putusan MK-nya A5 bisa diperpanjang sampai H-7, tetapi untuk empat kategori ‘force majeure’, yaitu karena sakit, tertimpa bencana, menjadi narapidana, dan karena menjalankan tugas saat pemungutan suara. Untuk alasan lain kita tidak bisa keluarkan A5 lagi," jelas Suharti.

Selain itu, KPU Kota Bandung juga tengah berupaya membuka TPS Khusus di dua rumah sakit. Hal itu untuk memfasilitasi para petugas medis yang harus bekerja pada 17 April 2019 mendatang. TPS Khusus itu akan dibuka di RS Santosa dan RSUP Hasan Sadikin.

"Kalau petugas medis yang sedang tugas itu pasti tidak bisa meninggalkan rumah sakit. Mereka tidak bisa meninggalkan pasien hanya untuk mencoblos. Itu kita harus fasilitasi. Kami sedang proses untuk membuka TPS khusus, sedang diupayakan logistiknya," tutur Suharti.

Baca Lainnya