Limawaktu.id,– Para orang tua murid di Kota Cimahi tak serta merta menerima konsep penerapan ‘fullday school’. Pasalnya, konsep delapan jam sekolah dalam sehari itu belum memiliki konsep yang jelas dimata para orang tua.
Ani (30), warga Kelurahan Citeureup Kecamatan Cimahi Utara Kota Cimahi meminta Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Cimahi, menetapkan standar kegiatan pada penerapan fullday school.
"Di sekolah anak mulai fullday tapi jam pulang enggak jelas. Pas ditanya belajar tambahan apa, kata anaknya paling tematik aja, itu kan sudah seperti sebelum fullday school. Mestinya ada standar kegiatan sehingga sekolah tinggal menerapkan," ujarnya, Senin (5/2/2018).
Jika memang konsep ala Kementrian Kebudayaan dan Pendidikan itu diterapkan, ia berharap tidak membebani siswa, termasuk anaknya.
"Jangan sampai terlalu diporsir dan pulang kelelahan belajar," katanya.
Sementara itu, Kepala Disdik Kota Cimahi Dikdik Suratno Nugrahawan menjelaskan, sekolah yang ada di Kota Cimahi tengah dalam masa transisi untuk menerapkan konsep fullday school.
"Sejumlah sekolah mulai menerapkan fullday school dari 125 SD se-Kota Cimahi. Kami harapkan sebanyak-banyaknya ikut serta meski tidak ada target," ujarnya.
Dikatakannya, siswa dan para orang tua perlu memahami bahwa waktu anak akan terkuras di sekolah. Pasalnya, dengan konsep full day school, anak akan berada di sekolah hingga delapan jam.
"Ada tambahan jam berarti ada tambahan pelajaran yang diterima. Semua memerlukan kesiapan," imbuhnya.