Jumat, 19 April 2019 15:10

Dua Siswa ini jadi Korban Dugaan Anti Kritik SMA Pelnus

Penulis : Fery Bangkit 
Pertemuan pihak sekolah dan orang tua dari Andi Rizki dan Erland
Pertemuan pihak sekolah dan orang tua dari Andi Rizki dan Erland [ferybangkit]

Limawaktu.id - Keinginan Andi Rizki Al-Ghani R dan Erland Agung Yuhda untuk mendapatkan pendidikan yang laik dan sesuai harapan harus kandas.

Sebab, mereka dikeluarkan secara sepihak dari Sekolah Menengah Atas Pelita Nusantara (Pelnus) yang berlokasi di Jalan Paledang, Kota Bandung, tanpa alasan yang jelas.

Hingga kini, keduanya maupun para orang tua belum juga mendapatkan penjelasan pasti dari pihak sekolah mengapa mereka dikeluarkan. Sebab, niat baik untuk berkoordinasi dengan pihak sekolah pun tak pernah direspon SMA Pelnus.

Andi M Ridwan, Ketua Komite Sekolah Pelnus sekaligus orang tua dari Andi Rizki dan Erland menduga, dikeluarkannya kedua siswa itu karena pihak orang tua siswa yang selalu berbeda pendapat dengan Yayasan Harapan Bangsa Indonesia Maju (HBIM), yang menaungi SMA Pelnus.

"Dulu (ketua yayasan) mengatakan, yang tidak sejalan dengan yayasan sekolah silahkan keluarkan anaknya. Waktu itu saya jawab, kami akan keluarkan kami asal pihak sekolah mau mengembalikan uang pangkal kami," beber Andi, mengulang perkataannya saat itu. 

Dikatakannya, para orang tua siswa sendiri harus merogoh kocek sangat dalam untuk menyekolahkan anaknya di SMA Pelnus. Besarannya mencapai hampir Rp 30 juta, dengan iuran per bulannya sekitar Rp 3 juta. Namun, besaran itu dianggap tidak sesuai dengan fasilitas dan pelayanan dari sekolah yang jauh dari harapan.

Sebab selalu tak sependapat dan selalu mengkritik soal fasilitas itu, akhirnya anak Andi M Ridwan dikeluarkan dari sekolah, yang menurutnya tidak manusiawi dalam dunia pendidikan. Padahal menurut Andi, kedua anaknya tidak pernah memiliki catatan kelakuan buruk, malah termasuk anak berprestasi.

"Kedua anak kami tidak ada catatan kesalahan. Silahkan tanyakan kepada teman-temannya dan juga para guru di sana," kata Andi.

Dikatakannya, sempat ada statment dari pihak sekolah penyebab dikeluarkannya anaknya dari Pelnus dikarenakan tidak membayar SPP selama tiga bulan. Namun, kata dia, keterlambatan itu memang disengaja karena ingin menuntut pihak sekolah untuk memperbaiki fasilitas.

Meski uang bulanan itupun langsung dibayarkan olehnya kepada pihak sekolah sesuai permintaan, bukannya ada perbaikan, pihak sekolah malah tetap mengeluarkan Andi Rizki dan Erland. "Kami sudah membayar, tapi tetap dikeluarkan, yang lebih menyakitkan terpampang di papan pengumuman tertulis," ucap Andi.

Permasalahan serupa tapi beda nasib diungkapkan Tercisia Setyaningsih, orang tua dari Pusaka Manggita S. Tercisia mengatakan, sejak beberapa waktu lalu ia mengajukan pindah sekolah anaknya dari SMA Pelnus, tapi sama sekali belum ada respon dari sekolah. Keinginan pindah itu didasari kekecewaan atas pelayanan dan fasilitas dari sekolah yang dianggap tak sesuai dengan pembayaran yang besar.

"Hingga sekarang pihak sekolah tidak mengeluarkan surat pindah. Padahal selama tiga bulan datang menanyakan ke sekolah, namun pihak sekolah enggan menemui," ungkapnya.

Saat dimintai konfirmasi langsung ke SMA Pelnus, Jalan Paledang, Kota Bandung, kemarin, pihak manajemen yang berwenang memberikan penjelasan sedang tak ada di tempat. 

Kemudian, kami menyambangi Kantor Cabang Dinas Pendidikan (KCD) Wilayah VII Jawa Barat, di SMKN 1 Kota Cimahi, Jalan Mahar Martanegara, bersama para orang tua siswa. Mereka ingin mengadukan perlakuan sekolah yang dianggap sudah bersikap diskriminasi.

Kepala KCD Pendidikan Wilayah VII, Husen R Hasan mengatakan, sebenarnya pihaknya sudah melayangkan surat undangan kepada SMA Pelnus untuk membahas persoalan itu. Namun tak pernah direspon oleh pihak sekolah maupun yayasan.

Padahal, kata dia, pihaknya hanya ingin memediasi antara pihak orang tua siswa agar permasalahan ini bisa diselesaikan. Terlebih lagi, para siswa ini akan menghadapi ujian. "Kami lihat memang sekolah tidak kooperatif. Padahal kasus ini bisa diselesaikan kalau semuanya hadir," katanya.

Baca Lainnya