Limawaktu.id - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Cimahi membentuk tiga sekolah sebagai Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB). Pembentukan sekolah aman bencana sebagai upaya pengurangan resiko bencana. Sekolah aman bencana yang baru dibentuk tersebut adalah SDN Melong Mandiri 1 di Kelurahan Melong, SD Budhi Karya di Kelurahan Cigugur Tengah, dan SMPN 10 di Kelurahan Cibabat.
"Tiga sekolah pertama yang kita tunjuk itu pilot project SPAB di Kota Cimahi, karena sebelumnya belum pernah ada. Penunjukkan itu rekomendasi dari Dinas Pendidikan, mewakili sekolah di tiap kelurahan," ujar Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kota Cimahi, Rezza Rivalsyah Harahap saat ditemui di Kantor BPBD Kota Cimahi, Jalan Cihanjuang, Senin (9/9/2019).
Ia menjelaskan, dalam tubuh SPAB dibentuk tim evakuasi yang bertanggungjawab melakukan penanggulangan bencana, terutama cara menggiring warga sekolah ke titik evakuasi. Di tingkat SD, anggota tim evakuasi terdiri dari guru, komite sekolah, penjaga sekolah, pihak keamanan, pedagang sekitar sekolah, serta masyarakat. Sedangkan di tingkat SMP, turut melibatkan siswa yang bertanggungjawab terhadap evakuasi sejak di dalam kelas.
"Prioritas yang dilindungi itu siswa sekolah. Jangan sampai mereka panik, apalagi kalau guru yang panik justru bisa menyebabkan jatuhnya korban. Kalau di SMP melibatkan siswa, karena secara usia sudah mampu menangani pengurangan resiko bencana," jelasnya. Hal mendasar yang wajib dimiliki tim evakuasi di setiap sekolah yakni mengetahui kemana jalur mengarahkan warga sekolah ke titik evakuasi atau titik kumpul.
"Titik kumpul itu wajib berupa lapangan terbuka. Saat ada kode evakuasi, mereka juga harus tahu kemana mengarahkan, pasti lewat tangga tapi pembagiannya harus pas, jangan di satu titik penuh tapi titik lain kosong. Mereka juga tidak boleh panik," tegasnya. Selain membentuk tim evakuasi, pihaknya juga bakal memfasilitasi pemasangan rambu kebencanaan sesuai alur Standar Operasional Prosedur (SOP) serta penyediaan ambulans kelurahan.
"Sejauh ini belum banyak sekolah yang pasang rambu kebencanaan, padahal itu sangat penting. Kalau tidak ada rambu atau pemasangannya asal-asalan, alur evakuasi tidak akan jelas, malah bisa menimbulkan korban jiwa," pungkasnya.