Limawaktu.id,- Para guru yang ditugaskan untuk mengawas Ujian Sekolah Berstandar Nasional (usbn) tingkat Sekolah Dasar (SD) diminta tidak terlalu ketat dalam melakukan pengawasan.
Permintaan itu dilakukan agar para peserta USBN tingkat SD tidak merasa tegang saat mengerjakan soal. Tercatat ada 950 guru yang akan ditugaskan untuk mengawas.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Cimahi, Dikdik Suratno Nugrahawan mengatakan, jika pengawasnya terlalu berlebihan bisa membuat psikologis para siswa SD tertekan, sehingga siswa tidak akan fokus ketika mengerjakan soal ujian.
"Jangankan pengawasnya berlebihan, berhadapan dengan pengawas pun para siswa sudah tegang, jadi jangan membuat siswa tidak nyaman ketika mengerjakan soal ujian," ujarnya saat ditemui di Kompleks Pemkot Cimahi, Jumat (27/4/2018).
Menurut Dikdik, hal seperti itulah yang harus dipahami para guru, jika nanti ditugaskan untuk menjadi pengawas pada pelaksanaan USBN tingkat SD di Kota Cimahi.
Jadi intinya, kata Dikdik, guru pengawas USBN itu harus normatif tetapi tetap harus bijaksana dan jangan sampai membuat anak tidak bisa memunculkan potensinya secara maksimal.
Selain itu pihaknya pun menyarankan agar para guru yang akan mengawas harus membuat suasana nyaman sebelum pelaksanaan USBN dimulai.
"Silahkanlah diawali dulu dengan senda gurau terlebih dahulu atau guru itu mendekatkan diri dulu kepada anak-anak agar tidak membuat anak tegang," katanya.
Kendati demikian, lanjut Dikdik, meski para guru melakukan pengawasan secara normatif tidak akan membuat peserta ujian melakukan kecurangan karena pengawasannya tetap ketat, namun tidak menakutkan.
Pengawas USBN tingkat SD tersebut, kata Dikdik bukan guru yang ditugaskan untuk mengawas siswa didiknya, tetapi mengawas siswa dari sekolah yang lain, sehingga anak akan melihat sosok yang mungkin baru dilihatnya.
"Jadi pengawas itu diroling, misal guru sekolah A mengawas sekolah B. Sehingga pengawas jangan membuat kesan menakutkan pada peserta ujian," pungkasnya.