Kamis, 22 Februari 2018 17:29

201 Guru Besar ITB Rapat Pleno Bersama Menristekdikti di Kota Bandung

​Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir, hadir sebagai narasumber dalam kegiatan Forum Guru Besar Institut Teknologi Bandung (FGB-ITB) dengan topik “Kebijakan Teknologi Nasional”.
​Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir, hadir sebagai narasumber dalam kegiatan Forum Guru Besar Institut Teknologi Bandung (FGB-ITB) dengan topik “Kebijakan Teknologi Nasional”. [Limawaktu]

Limawaktu.id - Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir, hadir sebagai narasumber dalam kegiatan Forum Guru Besar Institut Teknologi Bandung (FGB-ITB) dengan topik “Kebijakan Teknologi Nasional”. Bertempat di Gedung Balai Pertemuan Ilmiah ITB, Kota Bandung, Kamis (22/2/18).

Rapat Pleno bulanan ini dibuka oleh Ketua FGB-ITB Tutuka Ariadji, kegiatan ini dihadiri juga oleh sejumlah Guru Besar ITB. Tercatat sebanyak 201 orang Guru Besar ITB yang aktif dan 48 orang yang sudah purnabakti pun hadir.

“Memasuki era globalisasi industri yang mendorong tumbuhnya hubungan internasional yang semakin terbuka, akan berdampak pada terbentuknya perubahan atas peradaban bangsa, serta menimbulkan ketidakpastian dan kompleksitas permasalahan yang dihadapi suatu negara. Untuk itu, dibutuhkan peranan perguruan tinggi dalam perkembangannya di bidang sains, teknologi, seni dan humaniora agar Indonesia mampu bertahan dan sekaligus mampu menumbuhkan kesejahteraan bangsa,” ujar Nasir.

Menurut Nasir jabatan Guru Besar merupakan mandat penugasan yang diberikan pemerintah kepada seorang dosen di perguruan Tinggi berdasarkan pengakuan kepakaran dan kecendikian dalam suatu disiplin ilmu pengetahuan, teknologi, seni, atau humaniora. Dengan kepakaran dan kecendekiannya, Guru Besar mempunyai tanggung jawab yang ditunjukkan dalam kepemimpinan di bidang keilmuannya masing-masing, serta kemampuan untuk memupuk dan mengembangkan keunggulan dalam pelaksanaan Tridharma Pendidikan Tinggi.

Selain itu lanjutnya, Guru Besar juga mempunyai tanggung jawab untuk mengembangkan dan menjaga nilai-nilai akademik, dan berkontribusi dalam pengembangan institusi. Konsep dan pemikiran Guru Besar tentang keilmuan masa depan, serta berperan dalam pengembangan peradaban dan penyelesaian permasalahan oleh bangsa Indonesia dan dunia.

“Pendidikan tinggi sebagai wahana penguasaan Iptek dalam membangun daya saing bangsa Indonesia, maka harus diperbanyak kelompok riset dan sinergisitas riset. Kolaborasi dengan peneliti di dunia untuk sesuai tema revolusi industri 4.0,” katanya.

Nasir menekankan saat ini penelitian atau riset nasional sudah harus mulai mengikuti Rencana Induk Riset Nasional 2015-2045, mulai dari kemandirian pangan, penciptaan dan pemanfaatan energi baru dan terbarukan, pengembangan teknologi kesehatan dan obat, pengembangan teknologi dan manajemen transportasi, teknologi informasi dan komunikasi, pengembangan teknologi pertahanan dan keamanan, material maju, kemaritiman, manajemen penanggulangan kebencanaan, dan sosial humaniora, seni budaya, pendidikan.

Rektor ITB Kadarsah Suryadi menambahkan, forum guru besar di ITB sendiri sudah sesuai seperti apa yang Menristekdikti katakan, dan memiliki 3 fungsi, yaitu mengawal nilai-nilai luhur ITB, mengembangkan keilmuan masa depan, turut berkontribusi terhadap solusi permasalahan bangsa.

Baca Lainnya