Rabu, 18 September 2019 9:08

Warga Kayuambon Terpaksa Harus Ambil Air ke Lembah

Penulis : Fery Bangkit 
Kepala Sespimma, Brigjen Syafril Nursal Memberikan Bantuan Penyediaan Aarana Air Bersih Kepada Warga Kurang Mampu di Desa Kayuambon, Lembang, Bandung Barat
Kepala Sespimma, Brigjen Syafril Nursal Memberikan Bantuan Penyediaan Aarana Air Bersih Kepada Warga Kurang Mampu di Desa Kayuambon, Lembang, Bandung Barat [Fery Bangkit]

Limawaktu.id - Dampak kesulitan air bersih karena kemarau panjang di Kabupaten Bandung Barat (KBB) semakin meluas. Hal itu diperparah oleh himpitan ekonomi yang menjadi salah satu penyebab warga selalu kekurangan air.

Seperti yang dirasakan oleh 104 Kepala Keluarga (KK) di Kampung Gadog, Desa Kayuambon, Kecamatan Lembang yang terpaksa harus berjalan kaki mengambil persediaan air dari lembah yang jaraknya 200 meter dari pemukiman penduduk.

Ketua RW 01 Desa Kayuambon, Rahmat Mulyana Somantri mengungkapkan, warga sudah lama mengalami kesulitan memperoleh air bersih sebab terbentur masalah ekonomi. Apalagi pada musim kemarau seperti sekarang ini.

"Semenjak kampung ini berdiri, air sulit diperoleh. Karena dari sisi ekonomi, rata-rata warga di sini kurang mapan untuk membangun sumur bor sendiri, mahal. Jadi warga terpaksa turun ke lembah untuk mengambil air," kata Rahmat, Selasa (17/9/2019).

Dirinya mengaku khawatir ketika ada warganya yang menuruni anak tangga yang licin untuk sampai ke bawah saat mengambil air. Terlebih di lingkungannya banyak anak-anak dan lansia. "Riskan sekali, jalurnya berbahaya, curam. Tapi apa boleh buat, warga pasrah menantang bahaya buat ambil air ke sana," tuturnya.

Kesabaran warga akhirnya membuahkan hasil, setelah peserta didik Sekolah Staf dan Pimpinan Pertama (Sespimma) Sespim Lemdiklat Polri angkatan 62 tahun 2019 memberikan sumbangan akses air bersih kepada warga.

Rahmat mengatakan, dengan hadirnya bantuan mesin berikut dengan toren air, ke depannya warga tidak perlu lagi jauh-jauh mengambil air karena sudah tersedia di sekitar pemukiman warga. "Jadi bantuan yang dibutuhkan warga itu yang seperti ini. Ketika ada bantuan, otomatis kami tidak usah lagi mengambil air ke lembah karena sudah didistribusikan langsung ke toren," ujarnya.

Kepala Sespimma, Brigjen Syafril Nursal mengungkapkan, bantuan penyediaan sarana air bersih kepada warga kurang mampu merupakan bakti sosial dalam rangka meningkatkan kepedulian dan kepekaan para peserta didik terhadap lingkungan sekitarnya.

"Bakti sosial sebagai rangkaian proses belajar mengajar, di mana salah satu programnya adalah Neuro Associative Conditioning (NAC), salah satu pelajarannya adalah membangun kecerdasan sosial," terangnya. Dia berharap, bantuan sarana air bersih ini bisa menolong warga yang kekurangan air di musim kemarau. Apabila masih kurang, Syafril meminta dibangun di titik lainnya ataupun dengan penambahan pompa.

Selain bantuan penyediaan sarana air bersih, dalam bakti sosial ini peserta didik Sespimma juga melaksanakan rehab total rumah warga yang tidak laik huni. Ke depannya, Syafril juga meminta peserta didik bisa mengadakan kegiatan serupa, terutama yang menyentuh kepentingan masyarakat banyak.

"Bisa bantuan mushola misalnya, atau yang lainnya. Sehingga hubungan masyarakat dan Sespim bisa semakin akrab, apalagi para perwira ini disiapkan untuk menjadi pemimpin tingkat pertama di wilayah, seperti kapolsek, kasat, kabag, sampai wakapolres yang langsung bersentuhan dengan masyarakat," jelasnya.

Baca Lainnya