Jumat, 14 Juli 2023 14:23

Wapres Meminta Filosopi Satu Tungku Tiga Batu Diimplementasikan Warga Fakpak

Penulis : Bubun Munawar
Wapres  K.H. Ma’ruf Amin menghadiri pertemuan dengan Tokoh Agama dan Tokoh Masyarakat Kabupaten Fakfak di Ballroom Hotel Grand Papua Fakfak, Jum’at (14/7/2023).
Wapres K.H. Ma’ruf Amin menghadiri pertemuan dengan Tokoh Agama dan Tokoh Masyarakat Kabupaten Fakfak di Ballroom Hotel Grand Papua Fakfak, Jum’at (14/7/2023). [BPMI/Setwapres]

Limawaktu.id, Fakpak –  Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin menghadiri pertemuan dengan Tokoh Agama dan Tokoh Masyarakat Kabupaten Fakfak di Ballroom Hotel Grand Papua Fakfak, Jl. Mayjen D. I. Panjaitan No. 1 A Fakfak Utara, Kabupaten Fakfak, Papua Barat, Jum’at (14/7/2023).

Dalam kesempatan ini, Wapres memberikan apresiasi kepada masyarakat Fakfak atas upayanya dalam menjaga kerukunan antarumat beragama. Hal tersebut ditunjukkan dari Kabupaten Fakfak yang dikenal memiliki toleransi umat beragama yang tinggi, serta dikenal dengan falsafah “Satu Tungku Tiga Batu”.

Ketiga batu yang memiliki ukuran sama ini sangat kokoh dan kuat dan tahan panas, kemudian disusun membentuk lingkaran, sehingga mampu menopang kuali atau belanga yang akan digunakan untuk memasak. Analogi ini dimaknai sebagai prinsip masyarakat Fakfak yang mampu menyatukan adat, agama, dan pemerintah dalam kehidupan bermasyarakat.

Untuk itu, Wapres meminta agar filosofi ini tidak hanya menjadi slogan, tetapi juga dapat diimplementasikan dalam tatanan kehidupan masyarakat Fakfak.

“Filosofi ‘Satu Tungku Tiga Batu’ ini saya kira sesuatu yang harus, bukan hanya dilestarikan tapi diberikan nilai-nilai yang bisa menjadi pola hidup. Bukan hanya slogan, tapi dalam bentuk tatanan kehidupan kita bermasyarakat,” pesan Wapres.

Lebih dari itu, Wapres juga memberikan apresiasi kepada masyarakat Kabupaten Fakfak yang dapat menjaga kerukunan antarumat beragama dengan memegang teguh filosofi ‘Satu Tungku Tiga Batu’

“Saya gembira karena di Fakfak ini semuanya bisa hidup rukun dan saling membantu sesuai dengan falsafah ‘Satu Tungku Tiga Batu’,” ujarnya.

Menurut Wapres, filosofi yang sudah sejak lama dipegang oleh masyarakat Fakfak ini menjadi kunci terwujudnya kerukunan antarumat beragama di Kabupaten Fakfak yang menjadi jembatan terwujudnya kerukunan di tingkat nasional.

“Kerukunan umat beragama adalah unsur utama daripada kerukunan nasional, sebab kalau umat beragama tidak rukun, ini kerukunan nasional akan terganggu,” kata Wapres mengingatkan.

“Kerukunan ini saya kira penting ya, sebab kerukunan nasional itu tidak akan terwujud [apabila] tidak ada kerukunan antar-agama,” imbuhnya.

Di sisi lain, Wapres menyebutkan Kota Ambon yang di tahun 2011 pernah mengalami peristiwa bentrok antarwarga akibat tidak eratnya kerukunan di wilayah tersebut, berdampak pada kerugian yang terjadi, seperti rusaknya sejumlah rumah warga dan kendaraan. Ia pun menegaskan peristiwa semacam itu tidak boleh untuk terulang kembali.

“Dan daerah-daerah yang pernah mengalami ketidak-rukunan itu dampaknya luar biasa, kemundurannya,” ungkap Wapres.

 “Pernah terjadi di Ambon, itu jangan lagi terjadi di mana-mana. Itu sudah masa lalu yang tidak boleh terulang,” tegasnya.

Terkait program kerja yang sudah disiapkan pemerintah daerah untuk mempercepat pembangunan kesejahteran di Papua, Wapres berharap agar dapat mendapat dukungan penuh dari masyarakat.

“Harapannya tadi juga supaya semua program-program yang sudah dicanangkan itu didukung bukan [saja] oleh pemerintah daerah, tapi juga oleh seluruh lapisan masyarakat,” pinta Wapres.

“Dan saya melihat bahwa Papua ini sesuai dengan arahan yang sudah kita canangkan supaya menjadi Papua yang cerdas, Papua yang sehat, dan juga Papua yang sejahtera. Ini yang ingin kita percepat pembangunannya,”  katanya.

Sementara itu, Pj. Gubernur Papua Barat Paulus Waterpauw menekankan kembali di hadapan Wapres dan seluruh peserta pertemuan, Kabupaten Fakfak akan berupaya penuh dalam menjaga masyarakat Kabupaten Fakfak yang rukun dan damai dengan berlandaskan semboyan Bhinneka Tunggal Ika.

“Itulah sekilas suara hati yang keluar dari para raja yang mendominasi pemerintahan di Kabupaten Fakfak ini. Kalau Bapak boleh lihat kemarin, kehadiran Bapak di mana masyarakat, mulai dari orang dewasa sampai anak-anak menjemput Bapak, itu bukan digerakkan tapi memang mereka bergerak sebagai bentuk kecintaan pada pemimpin,” tutur Paulus.

Baca Lainnya