Rabu, 9 Agustus 2023 13:35

Wapres KH Ma’ruf Amin Ungkap Isu Global Dihadapan Wisudawan Universitas Wiraraja Sumenep

Penulis : Bubun Munawar
Wapres KH Ma’ruf Amin menyampaikan Orasi Ilmiah Pada Dies Natalis ke-37 dan Wisuda Magister, Sarjana, dan Diploma Universitas Wiraraja. Sumenep (9/8/2023)
Wapres KH Ma’ruf Amin menghadiri Dies Natalis ke-37 dan Wisuda Magister, Sarjana, dan Diploma Universitas Wiraraja. Sumenep (9/8/2023) [BPMI/Setwapres]

Limawaktu.id, Sumenep - Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin memaparkan beberapa isu global yang saat ini menyita perhatian seluruh negara. Hal itu disampaikannya dalam Orasi Ilmiah Pada Dies Natalis ke-37 dan Wisuda Magister, Sarjana, dan Diploma Universitas Wiraraja. Sumenep (9/8/2023)

Dia menyebutkan, Pertama,  kita menyaksikan eskalasi tensi geopolitik, utamanya akibat rivalitas antara Amerika Serikat dengan Cina, dan invasi Rusia ke Ukraina. Kondisi ini memicu instabilitas ekonomi dan keuangan dunia, dan berdampak hingga ke urusan domestik bangsa-bangsa.

Kedua, planet bumi juga semakin memanas akibat krisis iklim. Krisis iklim adalah ancaman eksistensial bagi kemanusiaan dan teritori negara. Laporan PBB baru-baru ini menyebutkan bahwa tinggi permukaan laut terus mengalami peningkatan secara cepat, yang dapat berdampak pada hilangnya teritori negara.

Laporan BRIN mengkonfirmasi hal ini. BRIN memperkirakan, 115 pulau di Indonesia akan tenggelam pada tahun 2100 akibat kombinasi dua persoalan yang disebabkan perubahan iklim, yaitu peningkatan permukaan air laut dan penurunan permukaan tanah.

Ketiga, semakin masifnya penggunaan kecerdasan buatan. Kecerdasan buatan diproyeksi akan mengubah kehidupan manusia, dan akan terus berlangsung selama beberapa generasi. Meskipun demikian, kemampuan kecerdasan buatan untuk menggantikan kreativitas dan inovasi alamiah manusia masih diragukan.

Terakhir, terkait demografi, jumlah pemeluk Islam tumbuh paling cepat di dunia. Saat ini terdapat sekitar 2 miliar populasi muslim global, dan Indonesia menjadi rumah bagi lebih dari 230 juta penduduk muslim. Pada tahun 2050, Islam diperkirakan menjadi agama dengan pemeluk terbanyak di dunia.

“Seluruh isu strategis tersebut, beserta persoalan global lain yang tidak kalah penting, menuntut kita untuk mampu melakukan refleksi dalam rangka merumuskan kebijakan terbaik agar bangsa kita dapat mengatasi aneka tantangan yang muncul, dan terus maju mewujudkan target-target pembangunan,” ungpanya.

Mneurutnya, Refleksi yang akan membuahkan kebijakan serta keputusan yang presisi mensyaratkan kejelian dalam menilai fakta-fakta, serta ketangkasan dalam mendayagunakan intelektualitas, keahlian, serta peluang.

Di sinilah peran edukasi menjadi sangat vital. Rendahnya level dan kualitas pendidikan dapat memicu asumsi dan simpulan yang keliru atas urusan-urusan domestik dan global, sehingga dapat melahirkan keputusan dan langkah yang keliru pula. Sementara, nyaris setiap hari kita dihadapkan pada pertaruhan dalam memutuskan persoalan yang menyangkut hajat diri sendiri, masyarakat, dan negara.

“Oleh sebab itu, di hadapan kaum terdidik yang tengah merayakan pencapaian penting pada hari ini, saya titipkan tugas untuk merawat eksistensi dan mendorong kemajuan negara Indonesia, di tengah ketidakpastian dan persoalan global yang semakin kompleks,” katanya.

Kita telah memancangkan cita-cita yang tinggi, yaitu menjadi negara maju. Berbagai prediksi dari lembaga yang kredibel menyuarakan optimisme bagi masa depan Indonesia yang cerah. Untuk merealisasikannya, dibutuhkan kerja, karya dan upaya dari semua lini, khususnya dari kaum terdidik bangsa Indonesia.

Wapres menjelaskan, pendidikan tinggi merupakan salah satu faktor penentu pertumbuhan ekonomi jangka panjang, pendorong kemajuan teknologi, dan peningkatan keahlian. Perguruan tinggi mesti mampu terus beradaptasi dan menjadi lahan subur bagi inovasi. Perguruan tinggi harus memegang teguh komitmen untuk mencetak generasi yang berdaya saing global.

“Saat ini, Harapan Lama Sekolah di Madura berdasarkan data BPS tahun 2022 menunjukkan bahwa anak-anak di Madura yang berusia 7 tahun memiliki harapan menempuh pendidikan hingga Diploma I. Saya minta ini ditingkatkan. Saya titip kepada Universitas Wiraraja, untuk terus menggerakkan minat belajar dan sekolah masyarakat Madura,” jelasnya.

Wapres menginginkan semakin banyak rakyat Indonesia yang meraih gelar sarjana, bahkan lebih tinggi lagi. Namun lebih dari itu, lulusan pendidikan tinggi sangat dibutuhkan karena memiliki kedalaman wawasan dan pengetahuan yang dapat didarmabaktikan bagi kemaslahatan masyarakat, bangsa dan negara.

Wapres mengingatkan bahwa mengejar pendidikan duniawi sama sekali tidak bertentangan dengan ajaran agama. Dalam agama Islam, umat muslim dianjurkan untuk meraih ilmu demi memperoleh kebaikan di dunia dan akhirat. Saya mengutip pernyataan Imam Syafi’i:

مَنْ أَرَادَ الدُّنْيَا فَعَلَيْهِ باِلعِلْمِ وَمَنْ أَرَادَ الآخِرَةَ فَعَلَيْهِ باِلعِلْمِ وَمَنْ أَرَادَهُمَا فَعَلَيْهِ باِلعِلْمِ

“Barang siapa yang menginginkan (kebahagiaan) dunia, maka hendaknya dengan ilmu. Dan barang siapa yang menginginkan (kebahagiaan) akhirat, maka hendaknya dengan ilmu. Dan barang siapa yang menginginkan (kebahagiaan) dunia akhirat, maka hendaknya dengan ilmu.”

Wapres juga berpesan kepada Universitas Wiraraja agar menyelenggarakan pendidikan dengan tetap memperhatikan kearifan lokal, seperti pesan Ki Hajar Dewantara. Artinya, meskipun pendidikan diselenggarakan secara dinamis mengikuti perkembangan zaman, namun tidak lepas dari kultur dan karakter masyarakat setempat.

“Masyarakat Madura dikenal sebagai pekerja keras dan pandai berwirausaha. Saya harapkan Universitas Wiraraja dapat terus mengoptimalkan modal sosial-ekonomi tersebut sehingga kewirausahaan di Madura terus berkembang, produk lokal yang kreatif dan inovatif terus bermunculan, dan perekonomian Madura semakin melesat,” harapnya.

Baca Lainnya

Topik Populer

Berita Populer