Selasa, 7 Desember 2021 23:10

Tarian Bedhaya Sapta Yogyakarta Tampil Magis di Gedung Sate

Penulis : Isnur
Tarian Bedhaya Sapta Yogyakarta Tampil Magis di Gedung Sate
Tarian Bedhaya Sapta Yogyakarta Tampil Magis di Gedung Sate [Iman Nurdin ]

KOTA BANDUNG (limawaktu.id) ,-- tarian Bedhaya Sapta yang biasa ditampilkan di Keraton Yogyakarta, Selasa (7/12/2021) malam digelar di depan Gedung Sate, Bandung. Tujuh orang penari dengan elok di hadapan Ridwan Kamil dan Sri Sultan Hamengkubuwono X.

Tarian Yasan Dalem (karya) Sri Sultan Hamengku Buwono IX mengisahkan tentang dua punggawa Sultan Agung yaitu Ki Tumenggung Lirbaya dan Ki Tumenggung Nampabaya yang diutus untuk membuat tapal batas antara tanah Mataram dan Pasundan. Dengan latar belakang Gedung Sate dan iringan gamelan Jawa, membuat suasana terasa khidmat.

"Bedhaya Sapta itu ternyata tarian ciptaan Sri Sultan HB IX, inspirasinya dari Babad Pasundan, yang konon ditemukan di Gedung Sate tahun 70-an. Jadi inspirasinya berasal dari Sultan Agung mengirim utusan untuk membuat batas wilayah, dalam perjalanannya akhirnya jatuh cinta dan akhirnya menikahi orang Sunda," ujar Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil.

Ridwan Kamil juga menceritakan bahwa persahabatan Jawa-Sunda yang tertanam sejak lama melalui banyak peristiwa dan budaya. Salah satunya, di Alun-alun Yogyakarta ada pohon. Pohon itu berasal dari tanah Pasundan di abad 18.

"Nama pohon itu Dewandaru berarti pohon surga. Dalam filosofi Jawa, bibit diambil di Pasundan di abad ke-18, kalau mau roboh ditanam harus dari bibit pohon yang sama," ujarnya.

Persahabat Jabar-DIY itu pun tercermin dalam tarian Beksan Menak Kakung Umarmaya-Umarmadi. Tarian yang juga merupakan Yasan Dalem Sri Sultan Hamengku Buwono IX ini memiliki gerak tari yang terinspirasi dari Wayang Golek yang populer di Jawa Barat. Dalam tarian tersebut, 2 orang penari laki-laki yang memerankan masing-masing tokoh Adipati Umarmaya dengan Prabu Umarmadi, yang ingin mengambil kekuasaan milik Tiyang Agung Jayengrana. Namun pada akhirnya, usaha Umarmadi gagal dan tunduk pada Umarmaya serta menjadi sekutunya.

Kehadiran Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengkubuwono X di Bandung merupakan kunjungan balasan terhadap Pemda Provinsi Jawa Barat yang sudah berkunjung ke Yogyakarta pada awal Desember 2021. Dalam sambutannya, Sri Sultan mengatakan penampilan tarian tersebut momentum yang sangat menentukan dalan sejarah dalam membentuk hubungan baik antara Jabar dan Yogyakarta.

"Kami mencoba membuka sejarah yang pernah terjadi dan juga sudah dilakukan oleh para leluhur-leluhur kami di dalam hubungan dengan Jabar, khususnya Pajajaran dan sebagainya. Kami mencoba membuka kotak pandora yang selama ini tidak pernah terekam dalam pemahaman kita bersama," ujarnya.

 

 

Baca Lainnya

Topik Populer

Berita Populer