Bandung, (limawaktu.id),- Warga Jawa Barat menunjukan kepuasan atas kinerja Pemerintah Provinsi Jawa Barat dalam penanganan Covid-19. Namun, mereka kurang puas stabilitas harga sembako yang tidak terkendali dan banyaknya pengangguran.
Berdasarkan survei Indonesian Politics Research & Consulting (IPRC), yang melibatkan 1.200 orang sebagai sampel tersebut, sebesar 84,5 persen responden mengaku puas dengan penanganan pandemi Covid-19 di Jawa Barat.
Direktur Operasional dan Data Strategis IPRC Idil Akbar memaparkan temuan tersebut dalam Survei 16-25 Desember 2021 bertajuk Evaluasi Kinerja Program dan Kinerja Pemerintah Provinsi Jawa Barat di Masa Pandemi Covid-19, pada Selasa (8/2/2022). Penanganan pandemi Covid-19 menjadi salah kebijakan Pemda Provinsi Jabar berhasil di bawah kepemimpinan Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum.
"Masyarakat Jawa Barat atau warga Jawa Barat merasa puas dengan apa yang dilakukan oleh Pak Ridwan Kamil sebagai Gubernur Jawa Barat dan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat dalam hal penanganan COVID-19," kata Idil.
Selain itu, kata Idil, masyarakat pun menilai koordinasi atau kerja sama Pemda Provinsi Jawa Barat dengan Pemda Kabupaten/Kota di Jawa Barat baik. Mengacu data survei IPRC, sekitar 62,7 persen responden menjawab kerja sama tersebut berjalan baik.
"Menunjukkan memang pada dasarnya masyarakat atau warga Jawa Barat menilai koordinasi itu dengan cukup baik dan berjalan sebagaimana mestinya," ucap Idil.
Kemudian, sekitar 86,4 persen responden yakin Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mampu memimpin penanganan pandemi Covid-19. Menurut Idil, tingkat keyakinan yang tinggi tersebut akan berdampak positif terhadap penanganan Covid-19 di Jabar.
"Keyakinan ini tentu saja akan memberikan dampak positif atas penanganan Covid-19 di Jawa Barat yang memang sejauh ini dari berbagai informasi di pemberitaan sudah dinilai cukup baik," ucapnya.
Pemda Provinsi Jabar sendiri menerapkan lima prinsip dalam menangani pandemi Covid-19. Kelima prinsip tersebut yakni proaktif, transparan, ilmiah, inovatif, dan kolaboratif.
Meski demikian, lanjut Idil, ada beberapa program yang dinilai tidak dikenal oleh warga Jabar. Masalah tersebut membuat pemda Jabar harus bekerja keras agar program tersebut dapat dimanfaatkan warga Jabar.
"Dari survey yang paling tinggi program Magrib mengaji 63,8 persen dikenal oleh masyarakat. Sedangkan program yang paling rendah atau kurang dikenal adalah Kredit Mesra rendah diketahui 4.1 persen, " kata Idil.
Sedangkan program yang dinilai kurang berhasil, kata Idil, persoalan pengendalian harga sembako. Masyarakat Jabar kurang puas atas fluktuasi harga sembako yang tidak terkendali. Begitu pula tingginya pengangguran akibat Covid-19 dan banyaknya rakyat miskin di Jabar,.
"Ini yang menjadi catatan bagi Pemda Provinsi Jabar untuk bisa mengatasi masalah sembako, pengangguran dan kemiskinan," pungkasnya.