Limawaktu.id,- Tidak ada alasan bagi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Pasundan 2 Bandung untuk tidak meluluskan 599 orang siswanya pada tahun ajaran 2022-2023. Pasalnya mereka sudah memenuhi syarat kelulusan seperti berbudi pekerti yang baik, serta memenuhi dan menyelesaikan seluruh kegiatan yang dilaksanakan di sekolah.
Hal itu disampaikan Kepala SMK Pasundan 2 Bandung Aep Suparlan, saat mewisuda 599 lulusan, yang digelar di Hotel Harris Bandung pada Rabu (3/5/2023).
Menurut Aep, diantara para lulusan ada yang melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi seperti Perguruan Tinggi Negeri (PTN) maupun yang akan bekerja di instansi pemerintah ataupun swasta.
“Alhamdulillah ada lulusan yang bisa masuk di UPI Bandung pada seleksi tahap pertama serta kami juga menerima informasi jika masih ada juga yang mendaftarkan diri ke PTN di pendaftaran selanjutnya,” katanya.
Dikatakannya, pihaknya merasa bangga jika para lulusan SMK Pasundan 2 Bandung ini bisa sukses baik yang melanjutkan ke perguruan tinggi ataupun yang berwirausaha atau bekerja.
Sementara, Aisyana, salah seorang alumni SMK Pasundan 2 Bandung mengaku bangga dan sedih karena sejak wabah Covid 19, dirinya hanya efektif satu tahun mengikuti pendidikan langsung tatap muka di sekolah atau secara offline sisanya dilakukan secara online.
“Saya bangga bisa lulus dari SMK Pasundan 2 Bandung ini,” jelasnya.
Dia juga mengaku terkesan selama mengikuti pendidikan di SMK Pasundan 2 Bandung. Sebab, dirinya pernah menjadi salah seorang yang ikut serta berpartisipasi dalam sebuah even besar di sekolahnya.
“Semoga SMK Pasundan 2 Bandung akan lebih baik lagi kedepannya, dan melahirkan siswa yang berprestasi dan mampu berwirausaha,” paparnya.
Disisi lain, Ketua Yayasan Pendidikan Dasar dan Menengah (YPDM) Pasundan Dadang Mulyana mengungkapkan, di era otonomi daerah banyak bermunculan sekolah-sekolah negeri baru. Dirinya sebagai praktisi pendidikan mendukung upaya yang dilakukan oleh pemerintah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Namun keberadaan sekolah negeri baru tersebut jangan sampai dibangun dekat dengan lingkungan sekolah swasta, agar sekolah swasta masih bisa mendapatkan siswa baru untuk kelangusngan pendidikan.
“Saat ini masyarakat paradigmanya masih ke sekolah negeri dibandingkan swasta, karenanya kita harapkan jika ada pembangunan sekolah negeri baru tidak terlalu berdekatan dengan sekolah swasta termasuk soal jurusan,” ungkapnya.
Pihaknya, kata Dadang tidak bisa untuk melawan pemerintah sebab pembangunan sekolah negeri baru dilakukan untuk pemerataan pendidikan. Karena mencerdasakan kehidupan bangsa merupakan kewajiban pemerintah.
“Kami dari swasta akan tidak mampu untuk memenangkan kompetisi yang terjadi, kami mengusulkan ada pengaturan lokasi pembangunan sekolah negeri baru,” pungkasnya.