Senin, 28 Desember 2020 16:16

Sampah di Gorong-gorong Penyebab Banjir Pasteur

Reporter : Bubun Munawar
Ruas Jalan Pasteur Kota Bandung terendam banjir.
Ruas Jalan Pasteur Kota Bandung terendam banjir. [Foto : Liputan 6]

Kota Bandung, - Banjir yang terjadi di Jalan Djunjunaan (Pasteur) pada Kamis (24/12) lalu, tidak hanya disebabkan faktor curah hujan yang tinggi. Namun, karena banyak sampah yang tersangkut di jaring sampah pada gorong-gorong, sehingga air meluap ke jalan.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Bandung Didi Rustandi mengatakan, di BTC itu sudah dilebarkan gorong-gorong di pasteurnya, cuma kemarin dipasang sariksik (jaring sampah) dideket BNI.

"Nah Sariksik ini penuh dengan sampah, air meluap ketika meluap juga menutup tali-tali air, nah ketika dirojokin tali-tali airnya jadi lumayan cepat," kata Didi di Kota Bandung, seperti dikutip RMOL Jabar, Senin (28/12/2020),
Didi menegaskan, insfrastruktur aliran air di wilayah tersebut sudah memadai untuk mengalirkan air. Namun, derasnya aliran air yang disertai sampah membuat isfrastruktur tidak berfungsi optimal.

Tol air berfungsi, tapi volumenya memang besar.‎ Kemarin perpaduan sampah plus itensitas hujan yang terlalu besar.Tidak hanya sampah, tapi volumenya juga besar, ketika proses penyerapannya ada tapi volume a‎irnya tidak terlalu besar relatif aman di sana.

Menurut Didi, menyelesaikan permasalah banjir tidak dapat hanya mengandalkan pendekaatan insfrastruktur. Menurutnya, selain berat ada dampak negatif ketika terjadi musim kemarau.‎

"Jadi gini, kalau pendekatannya insfrastruktur pendekatannya suplay, kalau kita diperbesar, diperbesar kemana, kalau ada duit itu sodetannya kemana, itu yang terberat dari pendekatan insfrastruktur, ‎Lalu kalau bandung masalah banjirnya selesai, bandung ada air tidak, kan airnya sudah dialirkan semua ke hilir," ucapnya.‎

"Makanya, pendekatannya dengan konsep yang sustence itu dua, diparkir atau diresapkan, makanya yang akan digencarkan itu proses meresapkan air sama memarkir air. Kalau pendekatannya hanya melebar-lebarkan sungai, satu sisi sungai-sungai yang ada sudah banyak pemukiman, lalu ada penertiban, berapa lama prosesnya juga, jadi waktu yang panjang plus dana yang besar," pungkasnya.

Baca Lainnya