Limawaktu.id - Risiko bencana di wilayah Kabupaten Bandung Barat (KBB) dinilai sangat tinggi. Bencana yang sering mengintai di antaranya longsor, pergerakan tanah, kekeringan, gunung berapi, gempa bumi dan kebakaran lahan.
Untuk menghadapi berbagai ancaman bencana tersebut, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) sudah membentuk komunitas relawan yang
telah terlatih. Tercatat ada sekitar 60 kelompok relawan yang sudah dibentuk. "Sudah banyak sebetulnya, di Lembang saja banyak. Tapi kita belum hitung semua total kekuatannya," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Bandung Barat, Agus Rudianto, kemarin.
Berbagai kegiatan pra bencana sudah sering diadakan kelompok relawan seperti gladi simulasi bencana. Agus menerangkan, menurut Undang-Undang ada aturan bahwa tempat berhimpun relawan yaitu melalui forum Pengurangan Resiko Bencana (PRB) yang dibentuk mulai dari tingkat nasional, provinsi hingga kabupaten. "Jadi mungkin sekarang ada inisiatif dari komunitas sekitar Lembang untuk membentuk lagi, kita tak akan membatasi yang penting sesuai aturan yang berlaku," ujarnya.
Agus menyatakan, relawan harus dibekali keahlian dan kemampuan agar mengerti apa yang harus dilakukan baik pada saat pra, terjadi maupun pasca bencana. Menurut dia, mungkin saja ada relawan yang ingin berusaha membantu korban tetapi dirinya belum memiliki keahlian untuk menyelamatkan. "Tapi intinya, peran relawan sangat penting, membantu sekali," tuturnya.
Salah satu komunitas relawan Endog Lini, Ana Jostiana mengaku, selain menjadi ajang silaturahmi, acara temu relawan kebencanaan di wilayah Lembang ini juga dimanfaatkan untuk membentuk wadah relawan yang lebih besar.
"Wadah ini membuat program-program pra bencana. Biasanya kan, kita hanya sibuk kalau ada bencana saja, sementara pra bencananya agak kosong. Nah, sekarang mau coba diisi kegiatan pra bencana," ungkapnya.
Dia menyebut, relawan yang hadir saat temu relawan kebencanaan berasal dari empat komunitas di antaranya IKTM, Steva di Desa Cikahuripan, Avenger dan Endog Lini yang berasal dari Desa Lembang. "Sebenarnya, jika digabung, total anggota komunitas jumlahnya bisa lebih dari 60 orang. Karena masih ada komunitas dari Satgana UNAI Advent dan Warlock Jayagiri," terangnya.
Ana menerangkan, peran komunitas relawan saat terjadi bencana sangat diandalkan. "Setiap kejadian bencana selalu terlibat. Terakhir kemarin, waktu kebakaran di Gudang Kahuripan kami langsung berangkat ke lokasi. Tentu tidak terlepas dari koordinasi dengan BPBD," pungkasnya.