Limawaktu.id - Pemerintah Desa Pagerwangi, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat meminta Provinsi Jawa Barat segera memindahkan jalur penghubung Lembang, Bandung Barat dengan Kota Bandung.
Pasalnya, di Jalan Pagermaneuh atau yang lebih dikenal dengan nama Jalan Punclut, tepatnya di Kampung Babakan Bandung sudah beberapa kali terjadi longsor yang mendekati badan jalan. Jika tak diantisipasi dari sekarang, jalur penghubung Lembang-Bandung itu bakal terputus.
Agar tak membahayakan warga dan pengguna jalan, pihak keamanan bersama aparat desa setempat sudah memasang garis polisi serta spanduk imbauan agar tak mendekati bibir jalan.
Kepala Desa Pagerwangi, Agus Ruhidayat mengatakan, pengajuan pengalihan jalur sudah disampaikan ke pihak provinsi sejak tahun 2016 lalu namun belum direspon. Padahal, sejak awal musim hujan kali ini saja sudah terjadi tiga kali longsor.
"Kami khawatir terjadi longsor yang semakin besar. Seperti pada tahun 2004 lalu ketika longsor menimbun dua orang warga, satu orang di antaranya tewas," katanya, Senin (7/1/2019).
Jika disetujui, lanjut dia, jalur akan dipindah ke jalan desa yang tidak jauh dari lokasi rawan longsor yang sekarang. Menurut dia, nantinya jalur tersebut akan diperlebar namun sebelumnya mesti dilakukan pembebasan lahan.
"Sekarang lebarnya hanya sekitar 3 meter saja. Saya rasa harus segera, soalnya Jalan Punclut ini selalu ramai, orang-orang sini sudah tahu bahaya, tetapi orang luar belum tentu, kalau lihat langsung, kebayang gimana bahayanya lewat jalur ini," ujarnya.
Babinsa Desa Pagerwangi Sertu Sukaedi mengungkapkan, longsor di Jalan Punclut menyebabkan adanya jurang menganga sedalam lebih dari 50 meter dan lebar 100 meter. Jarak antara jurang dengan badan jalan kini hanya tinggal tersisa 1-2 meter.
"Longsornya sudah bertahun-tahun, sudah lama. Dulunya itu hanya selokan biasa seukuran 1 meter, tapi akibat terus-terusan longsor, sekarang jadi tambah membesar hingga membentuk jurang," ungkapnya.
Bhabinkamtibmas Desa Pagerwangi Brigpol Ridwansyah menambahkan, pihak kepolisian sudah memasang garis polisi guna mencegah warga mendekati lokasi longsor. Menurut dia, pengguna jalan khususnya jarang mengetahui jika di pinggir jalan itu terdapat longsor karena terhalang semak belukar.
"Di bawahnya ada saluran air, kalau turun hujan, tanahnya bisa ambles. Dari getaran kendaraan yang lewat Jalan Punclut juga mungkin bisa menimbulkan longsor," terangnya.
Sementara itu, untuk memantau lokasi, aparat pemerintahan desa serta Babinsa dan Bhabinkamtibmas harus memutar melalui lahan pertanian warga agar bisa melihat jurang tersebut.
Diperkirakan, jurang akibat longsoran memiliki kedalaman sekitar 70 meter dan panjang mencapai 200 meter. Demi keamanan, para petani sudah diminta jangan beraktifitas di sekitar jika hujan turun di lokasi karena tanah di sekitarnya terasa cukup gembur sehingga bisa memicu longsor susulan.